Public relations Kementerian Agama ada baiknya lebih intensif menyajikan tak hanya berita, tapi juga e-flyer, infografis, hingga video simulasi cara menabung haji yang disampaikan dengan pendekatan softnews terutama pada segmen ummat yang awam.
Menceritakan dahsyatnya ibadah haji kepada jamaah majlis taklim, misalnya, jelas kurang efektif. Menabur garam di lautan. Namun memaparkan bagaimana memulai tabungan haji agar mereguk nikmatnya haji kepada keluarga satu anak, jelas lebih berfaedah.
Menyisipkan seru dan indahnya dua tanah suci di dunia di sela-sela kegiatan offroad, motocross, musyawarah pemuda, hingga konser musik sekalipun, rasanya tak kalah bagus dan menantang bagi para humas di Kementerian Agama.
Jangan sampai pengalaman penulis terjadi, yang baru tahu akan berangkat sekitar 17 tahun lagi dari embarkasi Kota Bandung, baru setelah melunasi tabungan haji, dan baru setelah diskusi dengan petugas di Kementerian Agama Kota Bandung.
Artinya, jika lunas pada usia 35 tahun misalnya, maka baru bisa berangkat di atas 50 tahun, usia yang mulai pudar gesit dan bugarnya. Bersyukur kemudian berkah dari kehadiran Raja Salman, masa ditunggu itu dipangkas hinga 12 tahun.
Dengan demikian, potensi ummat yang harus "disadarkan" segera menabung haji daripada berangkat di atas usia 50-70 tahun (lanjut usia), sungguh sangat banyak. Merekalah yang harus lebih banyak dipaparkan informasi soal haji dengan lebih komprehensif.
Baca: Jelang Puncak Haji, 122 Orang Jemaah Indonesia Wafat di Tanah Suci
Penulis memahami bahwa salah satu tugas humas menyajikan aktivitas pimpinan sekalipun bersifat seremonial, namun tentu kemulian datang manakala konten humas bisa lebih merangkul banyak orang yang belum tergerak hatinya.
Pada akhirnya, sebagaimana kaidah komunikasi Islam dari Dr. Harjani Hefni, LC, MA, diseminasi informasi Islam --termasuk dalam urusan haji-- ini seyogianya memperkuat konten tadzkir (metode komunikasi memberikan peringatan dini agar tidak lupa tujuan hidup sebenarnya), tawashi (saling memberikan wasiat dengan sesama), dan nasihat (ajakan yang mengandung kebaikan dan larangan yang mencegah kerusakan).
Dan tak kalah penting, sebagaimana spirit tulisan ini dari awal, perkuatlah porsi konten yang mengandung wa’adz (komunikasi yang bertujuan melunakkan hati yang mendengarkannya), idkahl al-surur (komunikasi bertujuan membahagiakan orang lain), dan tabsyir (Informasi yang menyampaikan kabar bahagia dan gembira) dengan bentuk format softnews.
Sungguh mulia mengabarkan konten dakwah guna meneguhkan keimanan ummat yang sudah istiqomah, namun jelas lebih mulia dan berfaedah sekiranya bisa menggerakkan hati mereka yang masih awam, bahkan jauh dari hidayah melalui kabar ringan yang menyentuh dan relevan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.