Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Deputi BPKP Diperiksa soal "Review" Pengadaan e-KTP

Kompas.com - 28/08/2017, 13:24 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Iman Bastari, diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi terkait kasus korupsi KTP elektronik (e-KTP).

Pria yang juga pernah menjabat sebagai mantan Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Wakil Presiden RI itu diperiksa sebagai saksi untuk kasus Setya Novanto, mantan Ketua Fraksi Partai Golkar yang jadi tersangka kasus e-KTP.

Usai pemeriksaan, Iman menyatakan bahwa dia ditanya seputar tugasnya saat menjabat deputi di BPKP. Saat itu, pihaknya pernah melakukan review atau tinjauan atas pengadaan e-KTP.

Sebagai eselon I saat itu, ia bertugas memberi pengarahan ke tim agar audit soal pengadaan e-KTP dilakukan dengan obyektif dan profesional.

"Ditanya tugas saya saja, tugas BPKP sebagai deputi. Tugas review waktu awal dulu," kata Iman, di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (28/8/2017).

Proses review pengadaan e-KTP tersebut, lanjut Iman, dilakukan di akhir pengadaan. Review berupa apakah prosedur pengadaan yang dilakukan sudah sesuai atau tidak.

"Saya kira sudah saya jelasin ke penyidik. Penyidik sudah tahu semua," ujar Iman.

Terkait kasus Novanto, kata Iman, penyidik menanyakan apakah dirinya mengenalnya. Saat itu dia mengaku tidak mengenal Novanto yang saat ini merupakan Ketua DPR dan Ketua Umum Partai Golkar.

"Enggak kenal, tapi tahu, kan beliau ketua DPR. Siapa yang enggak tahu," ujar Iman.

Sebelumnya, KPK terus memeriksa saksi-saksi terkait kasus e-KTP, khususnya untuk tersangka Setya Novanto.

Hari ini KPK memanggil lima orang saksi untuk kasus Novanto, salah satunya adalah Iman Bastari.

"Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi," kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, saat dikonfirmasi, Senin (28/8/2017).

(Baca juga: KPK Sudah Periksa 80 Saksi Terkait Setya Novanto pada Kasus E-KTP)

Pada Januari dan Mei 2017, Iman sudah pernah diperiksa KPK. Kala itu dia juga digali keterangannya oleh KPK sebagai saksi terkait kasus e-KTP.

Selain Iman, empat saksi lain yang turut dipanggil KPK yakni Komisaris PT Puncak Mas Auto dan PT Adikarisma Utama Raya, Sandra, kemudian Komisaris PT Softorb Technology Indonesia Mudji Rachmat Kurniawan, PNS Kemendagri Raziras Rahmadilah, dan seorang dari pihak swasta Berman Jandry S Hutasoit.

Kompas TV KPK Siap Kirim Tim untuk Pastikan Kematian Johannes Marliem
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com