JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak mengatakan, penyidik telah menanyakan para tersangka First Travel soal pertanggunggjawaban mereka terhadap para jamaah.
Sebab, di rekening perusahaan, dana yang tersisa hanya Rp 1,3 juta.
Direktur Utama First Travel Andika Surachman menyebut pihaknya akan mencari calon jemaah baru untuk memberangkatkan calon jemaah yang menumpuk.
"Arahnya buka promo baru untuk dapat jemaah baru. Itu sih sama juga buka penipuan baru," ujar Herry dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (24/8/2017).
"Masih pede banget bisa berangkatkan dengan buka promo lagi," lanjut dia.
(baca: Hidup Mewah, Bos First Travel Dikawal Bodyguard dan Diantar Hummer)
Promo yang dimaksud yakni membuka penawaran baru paket umrah murah dengan harga di bawah standar.
Sebelumnya, calon jemaah tertipu dengan promo umrah murah dengan harga yang ditawarkan Rp 14,3 juta per orang.
Ternyata, cara tersebut yang dilakukan First Travel sejak 2016.
(baca: Cerita Pengusaha Hotel di Arab Saudi yang Belum Dibayar First Travel)
Herry mengatakan, perusahaan tersebut menerima banyak jemaah dan memberangkatkan sebagian kecil dari mereka.
Tahun berikutnya, mereka kembali menerima pendaftaran dan menumpuk dengan calon jemaah yang mendaftar sebelumnya.
Sehingga tahun ini jumlah tersebut meledak mencapai 58.682 orang.
"Ini modus yang terus berulang. Terjadi terus, terus, sampai ada titik tertentu dia tidak mampu berangkatkan," kata Herry.
(baca: Bos First Travel Tunjuk Jemaah yang Berangkat Berdasarkan Loyalitas)