Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Agustusan di Istana, Merayakan Keberagaman

Kompas.com - 18/08/2017, 08:09 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Istana Presiden, Kamis (17/8/2017), berlangsung meriah. Tidak hanya pesan soal nilai-nilai kemerdekaan, pesan soal keberagaman dan persatuan bangsa juga sarat hadir di sepanjang acara.

Pesan itu paling tampak terwujud dalam penggunaan pakaian khas daerah bagi para tamu dan undangan.

Presiden Joko Widodo sendiri mengenakan pakaian daerah dari Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Bajunya menyerupai jas berwarna hitam, ditambah kain songket dan tutup kepala.

Ibu Negara Iriana Jokowi tampak cantik mengenakan pakaian adat Minang berwarna merah, juga lengkap dengan tutup kepalanya.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly mengenakan pakaian adat Nias saat menghadiri upacara peringatan HUT RI ke-72 di Istana, Kamis (17/8/2017).KOMPAS.com/IHSANUDDIN Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly mengenakan pakaian adat Nias saat menghadiri upacara peringatan HUT RI ke-72 di Istana, Kamis (17/8/2017).
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono yang atang bersama sang istri Ani Yudhoyono juga demikian.

Ketua Umum Partai Demokrat itu mengenakan pakaian daerah Palembang, Sumatera Selatan, tampak kompak dengan sang putra sulung, Agus Harimurti Yudhoyono.

Bedanya, AHY memadukan pakaian daerah Palembangnya dengan nuansa Betawi melalui beskap hitamnya.

(Baca: Warna-warni Baju Adat Ramaikan HUT ke-72 RI di Istana)

Presiden ketiga RI Bacharudin Jusuf Habibie tak kalah heboh. Disambut antusiasme masyarakat di Istana, Habibie tampak segar menggunakan pakaian daerah Bugis.

Begitu pula jajaran menteri Kabinet Kerja, pegawai Istana dan Sekretariat Negara, masyarakat umum hingga Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres). Semuanya merayakan keberagaman Indonesia di peringatan kemerdekaan ke-72 RI tersebut.

Presiden Jokowi rupanya menjadi sosok di balik simbol perayaan keberagaman ini. Ia memiliki tujuan tertentu di balik itu semua.

"Biar tahu, kita ini beragam. Karena Indonesia itu memang sangat  beragam. Inilah Indonesia," ujar Jokowi sebelum mengikuti upacara pengibaran bendera di Istana Negara.

"Kita kan  tahu, ratusan pakaian  adat yang kita punya," lanjut dia.

Jokowi kemudian menunjuk beberapa personel Paspampres yang mengelilinginya.

"Ini misalnya, Paspampres (pakai pakaian daerah) adat Melayu. Ada yang pakai Minahasa juga yang itu. Pangling kan?" ujar Jokowi lalu tertawa.

Busana terbaik

Usai mengikuti upacara pengibaran bendera, Presiden kemudian memberikan pengumuman. Ia memantau para tamu dan memilih lima di antaranya yang dinilai terbaik dalam hal penggunaan pakaian daerah.

Pemenang pertama jatuh pada Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly yang mengenakan pakaian adat Nias. Kedua, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang yang mengenakan pakaian adat Minang.

Ketiga, Syarif salah satu asisten ajudan kepresidenan. Keempat, istri Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Tri Suswati. Terakhir, yakni Ibu Agati, salah satu pegawai Istana Kepresidenan.

(Baca: Kenakan Baju Perang Nias di Istana, Yasonna Dapat Sepeda dari Jokowi)

"Saya telah menyiapkan lima sepeda untuk Ibu dan Bapak semuanya," ujar Jokowi yang kemudian disambut sorak sorai dan tepuk tangan seisi Istana.

Tidak hanya pagi hari, usai upacara penurunan bendera pada sore hari pun ada pembagian sepeda. Namun kali ini Wakil Presiden Jusuf Kalla lah yang mengumumkannya. 

"Seperti tadi pagi, semua mendapat sepeda dari Bapak Presiden. Boleh langsung dipakai keliling-keliling," kata Wakil Presiden yang langsung disambut tepuk tangan.

Lima tamu undangan yang dipanggil Wapres Kalla untuk naik ke atas mimbar kehormatan dan membawa pulang sepeda ialah Franz Mansim yang sekaligus merupakan Kepala Suku Arfak (Papua Barat), Ratna Dewi Juwita Budiono yang tampil mengenakan pakaian adat Dayak, Yusak Rumambi dari Sulawesi Utara, Teuku Johan Marzuki dari Aceh, dan Sumahartati dari Bengkulu.

 

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com