JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto menilai pencapaian pembangunan ekonomi nasional pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak sebaik pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Agus, perekonomian saat zaman SBY lebih tinggi jika dibandingkan saat ini.
"Kementerian di bidang ekonomi belum menunjukkan kinerja yang baik sehingga harus diperbaiki," ujar Agus usai Sidang Tahunan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/8/2017).
"Kita ketahui bahwa ekonomi kita, apalagi kalau dibandingkan dengan eranya Pak SBY, kan jauh. Dulu laju pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7 persen sekarang tertinggi cuma lima persen. Ini merupakan kinerja ekonomi yang kurang baik," kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu.
Agus menuturkan, meski dalam pidato penyampaian RAPBN tahun 2018 dan nota keuangan Presiden Joko Widodo mengklaim laju pertumbuhan ekonomi meningkat, namun daya beli masyarkat menengah ke bawah justru menurun.
Oleh karena itu Agus berharap pemerintah harus mencari cara untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menggenjot produksi industri dalam negeri.
"Saya tahu persis bahwa daya beli masyarakat menengah ke bawah itu pasti menurun. Bisa dibuktikan dengan angka. Sehingga kalau daya beli masyarakat menengah menurun tidak bisa mengkonsumsi produk dalam negeri," ucap Agus.
"Yang dirasakan masyarakat keadaan ekonomi kita makin parah, makin sulit. Angka yang disebut memang bagus, mudah-mudahan angkanya betul," tuturnya.
(Baca juga: Agresif, Jokowi Patok Target Perpajakan Rp 1.607 Triliun pada 2018)
Saat pemaparan RAPBN tahun 2018 dan nota keuangan, Presiden Joko Widodo menyebut pembangunan ekonomi nasional telah menunjukkan capaian yang cukup menjanjikan.
Di tengah perlambatan pertumbuhan perekonomian global, pelemahan harga komoditas global dan kondisi geopolitik yang belum sepenuhnya kondusif, ekonomi Indonesia mampu tumbuh rata-rata 5,0 persen per tahun pada periode 2014-2016 dan naik menjadi 5,01 persen di semester I tahun 2017.
Hal itu, kata Jokowi, didorong oleh perbaikan kinerja ekspor dan peningkatan investasi.
"Alhamdulillah, berkat kerja keras kita bersama dan atas perkenan Allah SWT," ujar Jokowi.
(Baca juga: Jokowi Minimalisir Utang di 2018)