Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPD Ajak Jokowi Lihat Ruang Kerja yang Katanya Sempit dan Jelek

Kompas.com - 16/08/2017, 07:25 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Asri Anas ingin mengajak Presiden Joko Widodo untuk berkeliling melihat ruang kerja Anggota DPR dan DPD.

Kehadiran Jokowi di Gedung Parlemen untuk menghadiri menghadiri sidang MPR, DPR dan DPD pada Rabu (16/8/2017) pagi ini dinilai sebagai momentum yang tepat melobi Jokowi agar menyetujui pembangunan gedung baru.

"Saya mengajak Presiden Jokowi sesekali lihat lah bagaimana fasilitas ruang kerja anggota DPR dan DPD, supaya tahu bagaimana kondisi sesungguhnya," kata Asri Anas kepada Kompas.com, Selasa (15/8/2017).

Asri Anas mengeluhkan ruangan anggota DPR dan DPD yang luasnya hanya 3x3 meter. Menurut dia, ruangan yang sempit tersebut membuat kenyamanan anggota dalam bekerja menjadi terganggu.

"Wartawan tahu dan masyarakat yang biasa berkunjung juga tahu, jangan selalu menuntut banyak dari anggota dewan tapi kita tidak dipikirkan serius suasana kerja yang bagus," kata senator asal Sulawesi Barat ini.

(Baca: DPD Juga Minta Gedung Baru)

Tak hanya itu, ruang anggota juga, menurut dia, minim akan fasilitas. Misalnya, tak ada toilet pribadi di ruangan. Toilet berada di luar ruangan dan digunakan bersama dengan anggota serta para staf.

"Saya berani katakan bahwa ruang kerja anggota DPR dan DPD lebih kecil dan lebih jelek dari ruang kerja anggota DPRD Banten, Jakarta dan provinsi lainnya," kata dia.

Asri mengatakan bahwa rencana membenahi kompleks parlemen selalu muncul dalam 4 tahun terakhir. Namun, rencana ini selalu batal di tengah jalan karena penolakan publik.

"DPR dan Pemerintah jangan maju mundur maju mundur hanya karena takut kritikan," kata dia.

(Baca: Ketua DPD: Masa Bangunan Miring Mau Dikasih ke DPD, Enak Saja!)

Sebelumnya, DPR mengajukan anggaran sebesar Rp 5,7 triliun untuk operasional di Tahun Anggaran 2018. Permintaan anggaran sebesar Rp 5,7 triliun itu pun dianggap wajar oleh para wakil rakyat, karena besarannya hanya 0,35 persen dari APBN 2018.

Kenaikan anggaran dari tahun ini sebesar Rp 4,26 triliun tersebut akan digunakan untuk berbagai keperluan pada tahun 2018 antara lain seperti membangun gedung parlemen baru, perpustakaan, sampai apartemen anggota Dewan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, DPR seharusnya memahami bahwa pemerintah tengah memberlakukan moratorium pembangunan gedung baru. Pemerintah hanya membangun sekolah, rumah sakit, dan balai penelitia.

Kompas TV Usulan Apartemen dan Gedung Baru untuk Wakil Rakyat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com