Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah Meradang Merasa KPK Selalu Menyudutkan DPR

Kompas.com - 15/08/2017, 14:33 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Ahmzah meradang. Ia bahkan menyebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kerap mengarang cerita fiksi soal kasus-kasus korupsi yang menyeret nama anggota DPR, khususnya pada kasus korupsi e-KTP.

Pada awal terungkapnya kasus e-KTP, disebut sejumlah nama anggota DPR periode 2009-2014 terlibat proyek bancakan. Namun, pada vonis dengan terdakwa Irman dan Sugirhato, nama-nama anggota DPR hilang.

Nama yang hilang termasuk nama Ketua DPR RI Setya Novanto. Begitu pula dalam surat dakwaan tersangka Andi Agustinus alias Andi Narogong, nama-nama anggota dewan tak secara spesifik disebut.

"Artinya itu fiksi yang tidak pernah ada tapi dikarang-karang oleh KPK supaya anggota DPR diserang. Sebab kalau ada berita anggota DPR terima duit rasanya KPK lalu mendapat nyawa baru gitu," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/8/2017).

Hal lainnya adalah soal rekaman mantan Anggota DPR Miryam S Haryani. Beberapa orang anggota Komisi III disebut mengintimidasi Miryam soal kasus e-KTP. Rekaman pemeriksaan Miryam kembali diputar oleh Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (14/8/2017) kemarin. Namun, ternyata rekaman pemeriksaan Miryam masih tak jelas.

(Baca: Konfirmasi Video Miryam, Masinton Pasaribu Datangi Gedung KPK )

"Kita kemarin nunggu mudah-mudahan ada video jelas yang menunjukkan bahwa Miryam mengatakan dia ditekan," ucap Fahri.

"Ternyata enggak ada, itu sudah diedit dan dipotong. Gambarnya kabur atau cuma suara," sambungnya.

Ia pun merasa heran mengapa rekaman tersebut memiliki kualitas yang buruk padahal direkam oleh lembaga KPK.

"Dia bilang tidak terdengar. Bagaimana sebuah kantor gagah gitu kita biayain mahal banyak tidak jelasnya?" ucap Anggota DPR asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

(Baca: Kepada Novel, Miryam Sebut Ada Pejabat KPK yang Temui Komisi III DPR )

Fahri kemudian menyinggung soal penyebutan nama Ketua Komisi III Bambang Soesatyo, sebagai salah satu yang disebut mengintimidasi Miryam.

Dalam rekaman, Miryam beberapa kali menyampaikan pernyataan: "...bukan Bamsoet". Fahri menduga, Miryam memang dipaksa oleh penyidik KPK supaya menyebut nama Bambang.

"KPK ini saban hari kerjaannya itu ngancurin nama anggota DPR. Tiap hari begitu kerjaannya," ujar Fahri dengan nada tinggi.

"Kasus e-KTP adalah bukti sempurna bahwa fikso yang dibuat KPK tidak sempurna," tuturnya.

Kompas TV Rencana pembangunan gedung baru DPR kembali bergulir seiring rencana kenaikan anggaran DPR tahun 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com