Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPD: Masa Bangunan Miring Mau Dikasih ke DPD, Enak Saja!

Kompas.com - 14/08/2017, 20:09 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta Odang (Oso) tidak mau jika Gedung DPR dihibahkan untuk operasional DPD.

Hal ini disampaikan Oso menanggapi rencana pembangunan gedung baru DPR karena alasan sudah miring.

Pernyataan Oesman Sapta itu juga menanggapi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang mengatakan bahwa gedung lama akan digunakan untuk DPD.

Menurut Oso, usulan pembangunan Gedung DPD sudah disampaikan ke pemerintah sekitar dua bulan lalu.

"Masa (bangunan) miring mau dikasih ke DPD, enak saja. Enggak (mau), DPD mau bangun gedung baru. Kami sudah mengusulkan. Kenapa pakai bekas-bekas sih, ya kasih DPD yang baru lah," kata Oesman Sapta, di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (14/8/2017).

Baca: Mahfud MD: Yang Bilang Gedung DPR Miring, Itu yang Miring

Ia mengatakan, gedung yang digunakan DPD saat ini kurang menunjang kinerja para anggotanya.

Oleh karena itu, usulan pembangunan Gedung DPD juga penting direalisasikan.

"Alangkah indahnya kalau ada ruangan memadai, DPD dapat mengerjakan secara maksimal keinginan-keinginan, tuntutan daerah, aspirasi daerah," kata dia.

Oesman Sapta mengatakan, anggaran yang dibutuhkan tidak mencapai Rp 1 triliun.

Berbeda dengan pembangunan gedung DPR yang mencapai Rp 5,7 triliun. Rencananya, lanjut Oesman Sapta, Gedung DPD yang diusulkan itu terdiri dari 20 lantai.

"Enggak banyak (anggarannya). Kalau kami (DPD) paling-paling enggak sampai Rp 1 triliun, tapi itu sudah memenuhi semua kepentingan-kepentingan yang dibutuhkan oleh DPD," kata dia.

Baca: Perlu Renovasi Gedung, DPR Mengaku Hanya Minta Anggaran Rp 5,7 T

Oesman Sapta berharap, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) menyetujui usulan pembangunan Gedung DPD.

"Tergantung Setneg-nya mau kasih yang mana. Tapi lahannya sudah ada, tinggal mau dikasih yang mana," kata dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, Gedung DPR yang ada saat ini kurang menunjang kinerja para anggota dewan.

Alasannya, gedung 23 lantai tersebut saat dibangun pada tahun 1988 hanya untuk sekitar 400 orang anggota dan tanpa staf ahli.

Adapun anggota DPR pada periode 2014-2019 berjumlah 560 orang. Jumlahnya akan bertambah menjadi 575 pada periode mendatang.

Apalagi, saat ini ditambah dengan tenaga ahli masing-masing anggota Dewan dan satuan kerja.

"Masa enggak nambah rumah? Ibarat tamu, kaliannya saja nambah, masa kami enggak nambah ruangan. Kan sumpek," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/8/2017)..

Namun, kata Fahri, gedung lama tak akan dihancurkan dan akan digunakan oleh DPD yang saat ini belum memiliki tempat.

DPR juga berencana membuat alun-alun demokrasi untuk masyarakat. Semuanya akan dibangun di lokasi Kompleks Parlemen. 

Kompas TV Rencana pembangunan gedung baru DPR kembali bergulir seiring rencana kenaikan anggaran DPR tahun 2018.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com