Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Kebijakan Khusus, Tim Pengacara Ba'syir akan Kirim Surat ke Jokowi

Kompas.com - 13/08/2017, 00:51 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM), kuasa hukum terpidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir, Achmad Michdan mengatakan, tim akan mengirimkan surat kepada Presiden RI Joko Widodo.

Surat akan berisi permintaan kebijakan khusus terhadap penahanan Ba'asyir. Sebelumnya, mereka juga telah melayangkan surat ke Mahkamah Agung (MA) serta Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM.

Menurut Achmad, saat ini masih terus dilakukan dialog dengan pihak Ditjen PAS, agar ada kebijakan khusus untuk Baasyir.

"Tetapi kami akan menyurati lagi kepada Presiden barangkali selain kepada MA dan Dirjen PAS. Supaya di akhir tua beliau ini bisa ditempatkan yang layak lah," kata Achmad di Jakarta, Sabtu (12/8/2017).

"Kita tidak tahu usia manusia sampai berapa. Tetapi Ustadz sudah 80 tahun, mestinya ada kebijakan-kebijakan khusus," imbuh Achmad.

(Baca: Alami Lemas dan Bengkak di Kaki, Abu Bakar Baasyir Dibawa ke Rumah Sakit)

Adapun kebijakan khusus yang dimaksud misalnya dalam hal bertemu dengan keluarga. Saat ini keluarga hanya bisa bertemu dan bercakap dengan Baasyir melalui kaca dan intercom.

"Ustadz tidak bisa bertemu dengan keluarga, kecuali kami dan dokter yang bisa bertemu langsung, berjabat tangan langsung dan berdialog. Dengan keluarga, bisa bertemu langsung hanya saat Hari Raya," katanya.

Kebijakan khusus lainnya, pihak keluarga dan pengacara menginginkan agar dalam menjalani masa pidananya, Baasyir bisa ditempatkan di sebuah rumah yang dekat dengan keluarga. Hal tersebut mengingat usia lanjut dan gangguan kesehatan Baasyir.

"Banyak kalangan yang minta ke kami, tolong perjuangkan agar beliau tidak menjalani pidana di rumah tahanan atau Lapas yang security maximum ini. Tetapi harus di tempat yang masa tuanya itu nyaman," kata Achmad.

Rabu kemarin (9/8/2017), Baasyir kembali menjalani pemeriksaan Medical Check Up (MCU) di Rumah Sakit Harapan Kita karena terjadi pembengkakan pada bagian kaki. Achmad mengatakan, pembengkakan di kaki Baasyir sudah dua tahun terakhir ini kambuhan.

"Ramadhan lalu, waktu masih di Pasir Putih, luar biasa bengkaknya. Seminggu sebelum lebaran, saya diminta Kalapas di sana (untuk mengecek kondisinya). Ini tahun kedua. Ini, sembuh, bengkak," kata Achmad.

MCU yang dilakukan Rabu lalu sebenarnya sudah dimintakan jauh-jauh hari, yaitu pada pertengahan Ramadhan 2017. Tetapi kata Achmad, birokrasinya cukup sulit meskipun pada akhirnya dikabulkan. Malah tadinya hanya diizinkan melakukan general check up di RS Polri.

"Tetapi dr Jose bersikeras, kami mau antisipasi kalau ada kelainan serius yang mau ditangani. Sehingga kami bersikukuh ke RS Harapan Kita. Alhamdulillah diizinkan," ucap Achmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com