Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keakraban Gibran-Agus Yudhoyono dan Pasang Surut Hubungan SBY-Jokowi...

Kompas.com - 11/08/2017, 06:24 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehangatan dan keakraban saat Gibran Rakabuming Raka dan Agus Harimurti Yudhoyono memberikan keterangan pers, setelah keduanya bertemu di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/8/2017) siang kemarin.

Putra sulung Presiden Joko Widodo dan putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu baru pertama kali bertemu.

Saking spesialnya, Gibran meminta izin kepada ayahnya untuk ikut dalam pertemuan dengan Agus Yudhoyono. Hidangan gudeg bubur lemu khusus ia sajikan untuk Agus. 

Kedatangan Agus ke Istana untuk menemui Presiden Jokowi. Ia ingin meminta restu dan wejangan dari Jokowi terkait peresmian lembaga yang dipimpinnya, The Yudhoyono Institute. 

Akan tetapi, Jokowi tak ikut memberikan keterangan bersama Gibran dan Agus Yudhoyono. 

"Biar anak-anak saja. Biar lebih leluasa ngomongnya," kata Jokowi, sambil meninggalkan ruangan pertemuan. 

Baca: Spesial, Gibran Masak Gudeg dan Bubur Lemu untuk Agus Yudhoyono

Dalam keterangan kepada wartawan, Agus mengungkapkan, selain meminta restu dan wejangan, ia juga mengundang Jokowi dan putra-putrinya untuk menghadiri peresmian The Yudhoyono Institute 

Menurut Agus, dalam pertemuan, ada sejumlah wejangan yang disampaikan Jokowi, di antaranya, seputar pentingnya anak muda untuk ikut berkontribusi terhadap bangsa dan negara.

"Tentunya saya direstui, dalam arti Beliau memberikan semangat dan berharap melalui The Yudhoyono Institute, ada pemikiran-pemikiran yang baik sekaligus juga memotivasi generasi muda, sekaligus juga menyiapkan kader-kader pemimpin di masa mendatang," ujar Agus.

Putra Presiden Joko Widodo Gibran Rakabuming Raka (kiri) berjabat tangan dengan putra Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) usai pertemuan tertutup di Presidential Lounge, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/8/2017). Kedatangan Agus Harimurti ke Istana dalam rangka menyampaikan undangan peresmian The Yudhoyono Institute.ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI Putra Presiden Joko Widodo Gibran Rakabuming Raka (kiri) berjabat tangan dengan putra Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) usai pertemuan tertutup di Presidential Lounge, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/8/2017). Kedatangan Agus Harimurti ke Istana dalam rangka menyampaikan undangan peresmian The Yudhoyono Institute.
Sementara, Gibran mengaku, sejak lama ingin bertemu Agus Yudhoyono.

"Pada intinya, tokoh-tokoh muda seperti Mas Agus ini harus tampil. Indonesia harus diisi oleh tokoh-tokoh muda," kata Gibran.

Gibran yang memiliki usaha katering ini bercerita, bahwa ia memasak menu spesial untuk dihidangkan kepada Agus.

"Saya masakin gudegbubur lemu. Gudeg tapi makannya pakai bubur. Suka enggak, Mas?" tanya Gibran kepada Agus.

"Enak sekali. Jadi luar biasa, terima kasih, Mas Gibran," jawab Agus.

"Santai saja lho, Mas," timpal Gibran lagi.

Baca: Gibran Mengaku Sudah Lama Ingin Bertemu Agus Yudhoyono

Suasana yang awalnya serius, berubah menjadi cair.

Agus mengaku, baru pertama kali makan gudeg dicampur bubur.

"Tapi rasanya enak sekali. Mudah-mudahan sukses Mas, usaha (katering)-nya. Mudah-mudahan, nanti saya ajak teman-teman," kata Agus.

Agus Yudhoyono berharap, hubungan baiknya dengan Gibran dan Jokowi bisa terus terjalin.

"Saya yakin ini bukan jadi pertemuan terakhir, justru yang pertama, dan saya sangat senang jika terus bersilturahim, berdiskusi, bersahabat dengan siapapun, terutama juga dengan Mas Gibran," kata dia.

Usai memberikan pernyataan pers, awak media meminta Gibran dan Agus untuk berfoto bersama.

Keduanya berpose salam komando. Gibran sempat berkomentar soal pose itu. 

"Wah, pasti jadi meme nih," kata dia.

Jokowi dan SBY

Keakraban Gibran dan Agus tersebut menjadi "angin segar" di tengah hubungan kedua ayahnya yang selalu "panas-dingin".

Kedua tokoh politik ini kerap saling sindir dan melayangkan kritik.

SBY pernah mengkritik pemerintahan Jokowi soal pembangunan infrastruktur yang besar-besaran di tengah kondisi ekonomi yang sedang lesu.

Tak lama setelah kritik SBY, Jokowi mengunjungi proyek Wisma Hambalang yang mangkrak akibat korupsi pada era SBY.

Baca: "Blusukan" Jokowi ke Hambalang adalah Sindiran Keras bagi SBY

Hubungan Jokowi dan SBY kembali memanas saat Pilkada DKI Jakarta 2017.

Jokowi menyebut aksi 212 yang digelar untuk menuntut proses hukum terhadap calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah ditunggangi aktor politik.

SBY menyebut informasi yang disampaikan Jokowi sebagai fitnah.

Masih berkaitan Pilkada DKI, SBY merasa percakapannya dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin disadap.

Perasaan itu muncul setelah pihak Ahok dalam persidangan kasus penodaan agama mengaku mempunyai bukti percakapan telepon antara SBY dan Ma'ruf.

SBY meminta penjelasan dari Jokowi soal dugaan penyadapan itu.

Namun, Jokowi menolak memberikan penjelasan karena hal tersebut pengadilan Ahok yang tengah berjalan.

Ada juga cerita soal grasi Antasari Azhar yang dikabulkan Jokowi. Antasari merupakan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi saat pemerintahan SBY.

Ia divonis penjara setelah dinyatakan bersalah dalam pembunuhan bos PT Putra Rajawali Bantaran, Nasrudin Zulkarnain.

SBY menganggap grasi Jokowi tersebut bermotif politis, yakni untuk menggerus elektabilitas anaknya, Agus Harimurti, yang tengah maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Baca: Jokowi dan SBY, dari Hambalang hingga Grasi Antasari...

Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan empat mata membahas proses transisi kepemimpinan, di Laguna Resort and Spa, Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8) malam. (foto: abror/presidenri.go.id)Abror/presidenri.go.id Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan empat mata membahas proses transisi kepemimpinan, di Laguna Resort and Spa, Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8) malam. (foto: abror/presidenri.go.id)
Selain itu, masalah juga muncul karena hilangnya dokumen tim pencari fakta kasus kematian aktivis HAM Munir Bin Said Thalib dari Sekretariat Negara.

Jokowi meminta Jaksa Agung menelusuri keberadaan dokumen tersebut.

SBY kemudian merasa dituduh bertanggung jawab atas hilangnya dokumen tersebut.

Ia lalu mengirimkan salinan dokumen TPF yang dimilikinya ke Sekretariat Negara.

Dengan dikirimnya salinan dokumen tersebut, SBY menegaskan bahwa pengusutan kasus Munir sepenuhnya ada di tangan Jokowi.

Hubungan SBY-Jokowi sempat dingin saat keduanya bertemu pada awal Maret 2017 lalu.

Pertemuan tersebut digelar di Istana atas permintaan SBY yang hendak blak-blakan dan mengklarifikasi sejumlah isu ke Jokowi.

Baca: Bertemu di Istana, Ini yang Dibicarakan Jokowi dan SBY

 

Namun, tak lama berselang, di penghujung Maret 2017, hubungan Jokowi-SBY kembali memanas karena persoalan mobil dinas.

Semua berawal dari cerita mobil dinas Mercedes Benz S-600 Pullman Guard hitam Jokowi mogok saat kunjungan ke Kalimantan Barat.

Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala mengungkapkan bahwa satu mobil dinas dengan merk yang sama belum dikembalikan oleh SBY.

Tak lama setelah itu, SBY langsung mengembalikan mobil dinas tersebut ke Istana.

Yang terbaru, pada akhir Juli lalu, SBY bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Keduanya menyatakan penolakan terhadap keputusan pemerintah dan mayoritas Fraksi DPR mengesahkan Undang-Undang Pemilu dengan ketentuan presidential threshold 20 persen kursi dan 25 persen suara sah nasional.

Ketentuan soal presidential threshold dinilai sudah tak relevan karena pemilu legislatif dan pemilihan presiden pada 2019 digelar serentak.

SBY mengatakan, bahwa ia bersama Prabowo sepakat mengawasi penguasa agar tak melampaui batas.

Baca: SBY dan Prabowo Sepakat Mengawasi Penguasa agar Tak Melampaui Batas

Sehari kemudian, Jokowi menanggapi pernyataan SBY dengan menegaskan bahwa saat ini pemerintahannya tidak berpuasa secara mutlak.

Patut dicontoh

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Indria Samego menilai, sebagai anak muda, Gibran dan Agus memiliki gaya sendiri.

Mereka tidak terpaku dengan pasang surut hubungan kedua ayahnya.

"Semoga apa yang dilakukan Agus dan Gibran menjadi contoh bagi generasinya di dalam memahami makna politik dan perbedaan. Jangan karena beda warna partai, silaturahim pun bubar," kata Indria.

Sementara, Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, keakraban Gibran dan Agus bisa menurunkan tensi Jokowi dan SBY yang selama ini kerap bersitegang.

"Kekerabatan yang penuh kehangatan antara Agus dan Gibran patut dijadikan contoh yang baik oleh orangtua mereka," kata dia.

Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Gajah Mada, Mada Sukmajati menilai, kunjungan Agus ke Istana tidak hanya sekadar untuk meminta doa restu dan mengantar undangan peresmian The Yudhoyono Institute.

Lebih dari itu, ia melihat, kunjungan Agus sebagai penjajakan dari pihak SBY untuk lebih intens lagi dalam berinteraksi dengan pihak Jokowi.

Menurut dia, keterlibatan anak dalam politk sudah biasa dilakukan baik di luar negeri maupun di dalam negeri oleh para pemimpin terdahulu seperti Soekarno.

"Kehadiran anak di Istana atau politik adalah penting untuk memperlihatkan bahwa politik kita masih dalam batas etis, di dalam norma sosial ketimuran. Tidak merupakan politik yang kejam," kata Mada.

"Perlu dikembangkan ke depan karena siapa tau bisa menjadi alternatif bagi negosiasi-negosiasi politik yang mandek," ujar dia. 

Kompas TV Temui Agus Yudhoyono, Gibran Buatkan Bubur Gudeg

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com