JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menerima ulama dari Jamiyah Batak-Muslim Indonesia (JPMI) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/8/2017) sore.
Pertemuan ini merupakan yang kali ketiga. Pertemuan terakhir terjadi saat Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Mandailing Natal, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Menurut Jokowi, pertemuan semacam ini sangat baik bagi bangsa Indonesia.
"Apabila ulama dan umara (pemimpin) bisa sering bersilaturahim dan bisa berjalan beriringan, negara akan tenteram, akan adem ayem," ujar Jokowi, usai pertemuan.
Dalam pertemuan itu, ulama memberikan saran dan kritik untuk kebijakan pemerintah. Saran dan kritik tersebut, lanjut Jokowi, akan sangat menentukan arah kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
(Baca juga: Zikir di Istana, Jokowi Ajak Para Ulama Syukuri Nikmat Kebinekaan)
Prinsip komunikasi ini juga diterapkan Jokowi saat berdiskusi dengan pemimpin agama lain.
"Ulama ini kan setiap hari dengan umat. Jadi lebih cepat dia mendengar kalau ada sesuatu dengan yang di bawah. Jadi itu yang saya dengar, enggak ada yang lain," ujar Jokowi.
Jokowi mencontohkan, para ulama JPMI membisikkan Jokowi soal apa nama yang tepat diberikan untuk Bandar Udara Silangit yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.
"Beberapa ulama tadi menyampaikan nama Bandara Silangit itu harusnya diganti ini. Beliau-beliau ini sudah ada banyak yang bisik-bisik. Tapi (keputusannya) nantilah setelah pertemuan," ujar Jokowi.