Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adhyaksa Dault Klarifikasi soal HTI ke Jokowi

Kompas.com - 10/08/2017, 14:15 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault mengklarifikasi soal isu keterkaitannya dengan Hizbut Tahrir Indonesia kepada Presiden Joko Widodo.

Klarifikasi disampaikan Adhyaksa saat bertemu Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/8/2017). Dalam pertemuan tersebut, hadir juga Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

Adhyaksa mengaku bahwa ia sempat hadir ke sebuah acara yang digelar HTI pada 2013 lalu. Rekaman Adhyaksa tengah bicara di forum itu belakangan tersebar di media sosial setelah pemerintah memutuskan membubarkan HTI karena dianggap anti-Pancasila.

"Saya sampaikan kepada beliau bahwa saya datang di situ tahun 2013. Ketika saya sudah bikin surat resmi kepada Bapak Presiden dan saya hadir 2013 ketika HTI belum dilarang," kata Adhyaksa usai pertemuan dengan Jokowi.

"Kalau diviralkan sekarang ya ada-lah orang-orang yang enggak suka, biasa-lah," ujar dia.

Adhyaksa memastikan, selama ia menjabat Ketua Kwartir Pramuka, tidak ada satu kata atau sikap pun yang hendak mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Menurut dia, Pramuka justru menjadi garda terdepan menjaga Pancasila.

"Kalau saya datang tahun 2013 di HTI bicara soal khalifah, kalau menurut ajaran agama saya di akhir jaman akan lahir Imam Mahdi akan berperang melawan orang yang jahat bermata satu, itu namanya Dajjal. Itu di akhir zaman. Itu pikiran saya waktu itu yang saya sampaikan," kata Adhyaksa.

(Baca juga: Adhyaksa: Saya Bukan Simpatisan, Apalagi Anggota HTI)

Adhyaksa menilai kata-kata khilafah menjadi konotasi negatif saat belakangan muncul gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

"Mereka (ISIS) itu kan luar biasa sehingga orang menjadi takut. Nah saya sampaikan dan Bapak Presiden mengerti kok. Bapak Presiden tahu saya sudah lama kenal dengan beliau. Saya nasionalis religius dari dulu," kata Adhyaksa.

"Orang kakek saya dibunuh karena tahan Pancasila, bagaimana. Paman saya mantan Kepala Staf Angkatan Darat, bagaimana mungkin. Dan ini saya dapat Bintang Mahaputra Adipradana, kalau saya mati dimakamkan dapat jatah di Kalibata, taman makam karena bintang ini kan. Masa saya mau mengkhianati ini," ucap mantan Menpora ini.

Adhyaksa menambahkan, Menpora Imam Nahrawi juga bisa mengerti dengan penjelasannya ini. Menpora pun batal membekukan anggaran Pramuka.

"Saya sampaikan ke Menpora bilang kalau saya salah silakan ditegur saya, langsung panggil saya. Clear semua dengan beliau," ucap Adyaksa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com