Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jokowi Dipameri Keris oleh Erdogan dan Putin...

Kompas.com - 09/08/2017, 19:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo sedikit terkejut. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin rupanya mengoleksi keris Indonesia. Hal itu diceritakan Presiden Jokowi saat meresmikan Museum Keris Nusantara di Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/8/2017).

"Saya waktu itu dipameri oleh Presiden Erdogan keris-keris yang sangat cantik dari Indonesia," ujar Jokowi.

"Waktu saya ke Rusia juga dipameri oleh Presiden Putin keris-keris yang berasal dari Indonesia yang disimpan dalam ruangan khusus yang beliau miliki," lanjtu dia.

Kedua Presiden itu sama-sama menceritakan kekagumannya atas nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalam keris milik mereka.

"Nilai-nilai filosofis yang ada di dalam keris itulah yang menyebabkan mereka kagum dan akhirnya mengoleksi keris-keris itu," ujar Jokowi.

(Baca: Jokowi: Anak Muda Kita Sekarang Lebih Senang Gawai Dibandingkan Keris)

Jika orang luar negeri saja menghargai produk kebudaayaan Indonesia, maka sewajarnya jika orang Indonesia sendiri pun mencintainya. Oleh sebab itu, didirikannya Museum Keris Nusantara diharap menjadi wujud penghargaan terhadap produk kebudayaan asli Indonesia, keris terutama.

"Semuanya menjadi kekayaan seni budaya nusantara yang harus terus kita jaga dan lestarikan," ujar Jokowi.

Museum yang mulai dibangun tahun 2013 itu itu menyimpan 400-an keris serta senjata tradisional lainnya dari penjuru Indonesia. Peresmian museum yang dibangun bersumber pada dana APBN, APBD, dan donatur tersebut disimbolisasikan dengan pengguntingan pita oleh Jokowi.

Usai itu, Presiden menuju ke lantai lima museum untuk melaksanakan peninjauan. Hadir dalam peresmian museum, Wali Kota Solo F.X Rudyatmo, Guernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki.

Kompas TV Mahasiswa Asing Pelajari Cara Buat Keris di Solo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com