SOLO, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, Mahkamah Konstitusi di Indonesia sebenarnya dihadapkan pada sejumlah tantangan sulit.
Dunia berubah dengan cepat. Banyak hal baru yang muncul dibandingkan dengan masa di mana konstitusi negara disusun.
"Tantangan baru terus bermunculan. Radikalisme, terorisme, globalisasi, perdagangan narkoba, perdagangan manusia, penyelundupan senjata, kejahatan siber dan banyak lagi," ujar Jokowi saat membuka simposium internasional Mahkamah Konsitusi di aula Universitas 11 Maret, Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/8/2017).
"Generasi juga berganti. Sekarang kita bertemu dengan anak muda yang menjadi bagian generasi milenial atau generasi Y yang memiliki cara pikir berbeda dengan generasi sebelumnya," lanjut dia.
(Baca: Saat Mantan Hakim Konstitusi Duduk di Kursi Terdakwa Korupsi..)
Mahkamah Konstitusi pun mesti mengantisipasi perubahan-perubahan itu. Mahkamah Konstitusi diharapkan bisa mentransfer semangat sekaligus nilai-nilai konstitusi negara supaya bisa dipahami dan dihayati oleh generasi mendatang.
Melihat tantangan akan perubahan itu, Jokowi melanjutkan, peran Mahkamah Konstitusi di setiap negara menjadi sangat penting.
"Mahkamah Konstitusi menjadi jangkar, menjadi pijar yang menerangi pemahaman sebuah negara. Mahkamah Konstitusi yang menginterpretasikan konstitusi sehingga dapat terus jadi pegangan dan menjadi muara inspirasi bangsa dan negara dalam menjawab tantangan tantangan baru," ujar Jokowi.
Hadir dalam acara simposium internasional itu, para delegasi Mahkamah Konstitusi dari penjuru dunia, Ketua MK RI Arief Hidayat, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto dan Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki.