JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu RI (Bawaslu) untuk kali pertama menggelar tes tulis dengan alat bantu komputer atau computer assisted test (CAT) dalam rekrutmen anggota Bawaslu provinsi.
Sistem CAT ini diyakini membuat proses seleksi bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Selain itu, sistem CAT juga dapat menekan potensi kebocoran soal.
Menurut Sekretaris Jenderal Bawaslu Gunawan Suswantoro, penggunaan sistem CAT ini juga membuat anggaran yang dikeluarkan Bawaslu untuk proses rekrutmennya menjadi lebih hemat.
"Mungkin ada 30 persen efisiensinya. Kalau nominalnya saya tidak hafal tapi yang pasti lebih efisien," kata Gunawan di Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Menurut Gunawan, sistem CAT dapat membuat anggaran yang dikeluarkan lebih efisien lantaran tidak membutuhkan ongkos distribusi yang banyak.
Sebelumnya, Bawaslu harus merogoh kocek untuk mendistribusikan kertas-kertas soal untuk tes tertulis. Apalagi dengan jumlah peserta yang naik tiga kali lipat saat ini, sistem CAT sangat membantu efisiensi.
"Ini kan pesertanya banyak, itu kan butuh anggaran. Dengan sistem ini Bawaslu hanya bawa server saja ke provinsi masing-masing yang sudah terenkripsi, langsung dicolokin, siap jalan," kata dia.
(Baca juga: Seleksi Anggota Bawaslu Provinsi Gunakan Sistem CAT)
Ketua Bawaslu Abhan mengatakan, setelah lolos seleksi administrasi, saat ini ada 1.609 pendaftar Bawaslu Provinsi di 25 provinsi yang akan mengikuti tes tertulis.
Jumlah peserta lolos seleksi administrasi terdiri dari 1.349 orang laki-laki dan 260 orang perempuan.
"Dan besok tanggal 9 Agustus 2017, serentak di 25 provinsi akan dilakukan tes tertulis melalui CAT," kata Abhan.
Adapun lokasi tes tertulis dengan CAT akan digelar di lembaga-lembaga di 25 provinsi yang mendukung fasilitas CAT. Abhan menuturkan, sebagian besar di antaranya merupakan lembaga perguruan tinggi.
"Kerja sama dengan lembaga yang punya fasilitas CAT. Misalnya Jawa Timur dengan Unair, Sumatera Selatan dengan Fakultas Kedokteran Unsri, Jawa Tengah dengan UNS," ucap Abhan.