Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Wiranto, Panglima Armada AS Bahas Ancaman ISIS hingga Korea Utara

Kompas.com - 08/08/2017, 08:40 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menerima kunjungan kehormatan Panglima Armada Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik Laksamana Harry B. Harris di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2017).

“Kunjungan Laksamana Admiral Harry ke Indonesia merupakan satu kelanjutan hubungan baik Indonesia dengan Pasifik komander yang ada di Hawai. Perbincangan kami menyangkut masalah bagaimana tanggung jawab bersama untuk memelihara perdamaian kawasan, kerja sama yang sudah dibina selama ini antara Amerika Serikat dengan Indonesia terutama bidang militer,” ujar Wiranto, seperti dikutip dari keterangan pers Kemenko Polhukam, Selasa (8/8/2017).

Menurut Wiranto, ada sekitar 200 kerja sama di bidang militer yang sudah terjalin.

Kerja sama itu merupakan satu kegiatan yang terus menerus dilakukan dari tahun ke tahun.

Baca: Kisah Duka Keluarga Indonesia Simpatisan ISIS di Suriah...

Terkait terorisme, Presiden Joko Widodo dan Presiden Donald Trump sudah bicara banyak mengenai bagaimana kedua negara bersama-sama melawan terorisme.

Indonesia dan Amerika, kata Wiranto, sepakat bahwa musuh bersama yang sekarang sedang dihadapi dunia adalah terorisme dari ISIS.

"Amerika juga memiliki kepentingan untuk pengamanan kawasan yang fokus mengatasi ISIS. Diketahui ISIS ingin membangun satu basis baru di kawasan Asia Tenggara," kata Wiranto.

Dalam kesempatan itu, Wiranto menyampaikan bahwa Indonesia sudah memprakarsai satu pertemuan sub regional di Manado pada Sabtu (29/7/2017).

Lima negara, yakni New Zealand, Australia, Malaysia, Brunei, Filipina dan Indonesia membicarakan mengenai upaya mengantisipasi rencana pembangunan basis baru di Marawi.

"Dan dia (Laksamana Harry) sepakat bahwa hal itu harus dilakukan, karena Amerika sendiri secara teknologi, secara langsung membantu Filipina melaksanakan operasi itu,” kata Wiranto.

Selain itu, masalah Korea Utara juga turut diperbincangan dalam pertemuan tersebut.

Wiranto mengatakan, Pemerintah Indonesia dan Amerika berharap aksi provokasi dari Korea Utara harus dihentikan karena bisa memancing bahaya baru bagi dunia.

“Kita sepakat untuk menghentikan provokasi itu. Intinya kita bicara soal bagaimana menjaga perdamaian dunia sesuai amanat Undang-Undang Dasar kita yang keempat yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia, dunia tertib bagus, dunia tidak tertib akan menimbulkan satu ancaman bagi umat manusia,” ujar dia.

Kompas TV Menlu Perancis Temui Pasukan Pemberantas ISIS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com