BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Mahkamah Konstitusi

Indonesia Tak Berniat Lanjutkan Kepemimpinan Asosiasi MK se-Asia

Kompas.com - 07/08/2017, 19:42 WIB
Haris Prahara

Penulis


SOLO, KOMPAS.com -
Masa jabatan Indonesia sebagai Presiden Asosiasi Mahkamah Konstitusi dan Lembaga Sejenis se-Asia (AACC) berakhir tahun ini. Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Arief Hidayat memberi sinyal Indonesia tak ingin lagi melanjutkan kepemimpinan tersebut.

"Tidak (lanjut). Itu lebih baik," tegas Arief seusai Pertemuan Sekretaris Jenderal AACC, Senin (7/8/2017), di Solo, Jawa Tengah.

Menurut Arief, Indonesia ingin suksesi kepemimpinan AACC dapat terwujud. "AACC adalah milik bersama sehingga kepemimpinan jangan selalu pada satu negara. Kita harap bisa bergulir ke negara-negara lain," ucapnya.

Sebagai informasi, masa jabatan Indonesia di pucuk pimpinan AACC sebetulnya telah berakhir pada 2016 lalu. Akan tetapi, hasil rapat Kongres ke-3 AACC di Bali tahun lalu memutuskan bahwa masa jabatan Indonesia diperpanjang hingga 2017.

Kondisi itu disebabkan belum ada negara anggota yang siap menggantikan Indonesia untuk menduduki jabatan tersebut. Akan tetapi, Arief melanjutkan, kini saatnya negara lain merengkuh tongkat estafet kepemimpinan AACC dari Indonesia.

"Saat itu, kita ingin satu tahun saja. Berikutnya harus sudah ada Presiden yang menggantikan. Jangan sampai mengambang lagi tanpa calon," papar Arief.

(Baca juga: Belum Ada yang Siap, Indonesia Tetap Jadi Presiden AACC sampai 2017)

Meskipun mendorong kepemimpinan baru AACC, Indonesia tidak dalam posisi mengunggulkan kandidat negara tertentu. "Belum ada usulan terkait hal itu," imbuhnya.

Secara terpisah, Sekjen Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Guntur Hamzah, mengatakan, pemilihan presiden baru AACC termasuk ke dalam agenda pada Pertemuan Dewan Anggota AACC, Selasa besok.

Spanduk besar terkait Pertemuan Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi dari 12 negara anggota AACC, Senin (7/8/2017), di Solo, Jawa Tengah.KOMPAS.com/HARIS PRAHARA Spanduk besar terkait Pertemuan Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi dari 12 negara anggota AACC, Senin (7/8/2017), di Solo, Jawa Tengah.

Menurut Guntur, segala opsi terkait peralihan kepemimpinan AACC masih mungkin mencuat. Termasuk, kemungkinan negara yang terpilih sebagai pemimpin AACC disesuaikan dengan giliran abjad setelah Indonesia.

Selain hal itu, lanjut Guntur, agenda lain dari Pertemuan Dewan Anggota AACC tersebut adalah pembahasan progres Sekretariat Tetap AACC di Indonesia dan Korea Selatan, serta agenda lainnya.

Sebagai informasi, Pertemuan Sekretaris Jenderal AACC hari ini dan Pertemuan Dewan Anggota AACC besok merupakan rangkaian acara Simposium Internasional AACC yang dimulai Rabu (9/8/2017).

Simposium itu rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Tema utama simposium adalah “Mahkamah Konstitusi sebagai Penjaga Ideologi dan Demokrasi dalam Masyarakat Majemuk”.

Indonesia telah beberapa kali menjadi tuan rumah kegiatan AACC,yaitu saat acara pembentukan AACC pada 2010 di Jakarta dan Kongres ke-3 AACC di Bali tahun lalu.


Terkini Lainnya

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com