Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSHK Usul Presiden Libatkan Publik dalam Pemilihan Jaksa Agung

Kompas.com - 04/08/2017, 17:04 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) Miko Ginting menilai, perlu adanya formulasi baru terkait pemilihan Jaksa Agung.

Miko menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melibatkan publik sebelum menunjuk seseorang menjabat Jaksa Agung.

Hal ini disampaikan Miko menanggapi sejumlah oknum kejaksaan yang terjerat kasus hukum.

Terakhir, Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Kepala Kejaksaan Negeri Pamekasan Rudi Indra Prasetya dalam operasi tangkap tangan, Rabu (2/8/2017) lalu.

Miko menilai, ditangkapnya oknum Kejaksaan dalam sejumlah kasus karena Jaksa Agung yang dipilih tidak serius dan tidak memiliki visi pembaruan terhadap institusi yang dipimpinnya.

Baca: Jaksa Agung: Kalau Dia Jadi Jaksa Agung Apa Akan Lebih Baik?

Oleh karena itu, perlu pelibatan publik dalam pemilihan Jaksa Agung.

"Di dalam Nawa Cita Joko Widodo, bahwa Presiden Jokowi-JK akan memilih Jaksa Agung yang berinteritas, yang kompeten. Nah, untuk mendorong pencapaian visi misi itu, maka pelibatan publik menjadi penting," kata Miko, di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (4/8/2017).

 

Ia mengatakan, koalisi masyarakat sipil pernah memberikan masukan ketika Presiden Jokowi memilih Prasetyo sebagai Jaksa Agung.

Akan tetapi, menurut dia, masukan ini tak dipertimbangkan.

"Pemilihan Jaksa Agung ini saya kira harus dievaluasi ketika Presiden ingin menggantikan Jaksa Agung," kata dia.

Baca: Lima Jaksa Ditangkap KPK, Jaksa Agung Diminta Mundur dari Jabatannya

Miko berharap, ke depannya Presiden lebih mendengarkan masukan publik.

"Untuk pemenuhan janji Nawa Cita, pelibatan publik dan melihat track record dari jaksa itu jadi penting," kata Miko.

Sementara, peneliti ICW, Lalola Easter mengatakan, pihaknya meragukan kinerja Prasetyo sejak akan diangkat sebagai Jaksa Agung.

Sebab, Prasetyo berafiliasi dengan salah satu partai politik.

"Setelah terpilih, ternyata kerjanya tidak maksimal," kata Lalola.

Kompas TV Jaksa Agung HM Prasetyo menanggapi hasil tuntutan terhadap terdakwa kasus dugaan penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com