Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susi Pudjiastuti Bicara Perbedaan dengan Kalla hingga Isu Kartel

Kompas.com - 04/08/2017, 09:52 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Sebenarnya Pak Jusuf Kalla termasuk yang memuji Anda di awal kabinet terbentuk. Tapi kemudian Pak Kalla ada perbedaan pendapat karena Ibu Susi dianggap tidak pro bisnis dan kebijakan-kebijakannya menghentikan banyak usaha-usaha...

Tidak banyak. Itu di bawah 20 (perusahaan) saja. Yang hidup sekarang itu ratusan. Contoh di Bitung, ekspornya naik 70 persen. Tapi pemerintahnya bilang turun. Saya bilang yang benar yang mana?

Memang di Bitung ada 54 (perusahaan) processing, lima punya asing. Yang orang Filipina saja sudah mengakui bahwa mereka memang selama ini praktiknya nyuri. Ada di Katadata. Investigasi Katadata kan sudah disebarluaskan.

Tetapi tentu saja agen-agen yang di Bitung sekarang tidak punya pendapatan. Karena tidak bisa lagi ngagenin kapal asing. Moratorium itu juga sudah selesai, cuma berlaku dua kali, setengah tahu, setengah tahun. Sudah selesai.

Sekarang kapal asing tidak boleh beroperasi tangkap ikan di Indonesia. Karena sudah masuk ke dalam negative list untuk investasi penangkapan ikan. Sekarang asing saya buka 100 persen untuk masuk di (industri) pengolahan, bukan di tangkap ikan.

Tangkap ikan itu urusan orang Indonesia. Masak tangkap ikan saja kita mesti nyuruh asing.

Mengapa pandangan Ibu Susi tidak sama (dengan Wapres Kalla)? Kenapa Ibu dianggapnya susah diajak bekerja sama?

Orang semua kan punya pendapat masing-masing. Sekarang, saya jelaskan ke Mbak Rosi, apa yang saya pikirkan. Apa yang saya pikir dan itu yang harus dilakukan oleh bangsa kita.

Minyak, gas, tambang, mineral, itu perlu modal besar, teknologi tinggi. Tapi kalau perikanan, we don't need that (teknologi tinggi).

Satu hari, yang akan terasa sekali, dunia ini makin tumbuh, penduduk makin banyak. Pangan akan jadi persoalan dunia. Semestinya, perikanan ini dijaga dengan satu pilar kedaulatan.

Kedua, keberlanjutan. Pastikan bahwa ikan itu tetap ada terus menerus supaya bisa diambil dan dijadikan bisnis. Kalau kapal-kapal itu besar-besar, jaringnya puluhan kilometer, yang terpendek 50 kilometer, melaut di laut kita, ya habis.

Ya itu tadi, akhirnya setelah diberhentikannya kapal-kapal asing (menangkap ikan di laut Indonesia), stok ikan yang tadinya 6,5 juta ton, sudah naik menjadi 12,5 ton.

(Baca juga: Susi Komentari Pernyataan "Orang Bodoh Juga Bisa Tenggelamkan Kapal")

Ibu sadar atau tidak banyak orang yang pusing dengan (kebijakan) Ibu Susi? 

Ya pusing kenapa? Kalau mereka ilegal harus diberhentikan ya harus terima dong. Saya heran yang berhubungan dengan saya selama ini enggak ngapa-ngapain, enggak ngomong keberatan, enggak ngomong apa-apa, mereka tahu praktik ini tidak benar dan demi kebaikan bangsa harus distop.

Justru yang ribut ini malah yang selama ini saya enggak pikir mereka ikut, begitu loh. Kan aneh. Kan ini juga bukan konsensus nasional. Tidak dibuka. Sudah. Ke depan kita ambil policy yang baik.

Atau Ibu mungkin terlalu keras kepala ya?

Kamu tidak bisa berkompromi dengan illegal, unreported, and unregulated fishing.

Sampai Kepala BIN Budi Gunawan bilang banyak yang ingin menggantikan Ibu Susi karena tekanan kartel...

Mungkin benar. Karena Pak Budi kan pasti punya data yang baik. Tapi kan kata Presiden kita mesti harus bisa membuat ekonomi kita tidak terkartelisasi. Karena ini persoalan bangsa yang sudah 70 tahun merdeka, pangan ini selalu menjadi masalah.

(Baca: Kepala BIN Budi Gunawan: Kekuatan Kartel Bermain agar Bu Susi Diganti)

Tapi Ibu sadar bahwa sekarang sedang berada di bawah tekanan untuk diganti (di-reshuffle)?

Saya percaya dengan Presiden dan saya bekerja untuk Presiden. Selama Presiden tidak bilang apa-apa, ya saya go ahead.

Kompas TV Setelah aksi mosing di atas kapal, kini menteri yang dikenal nyentrik berjoget ria sembari mendengarkan lagu The Bettles di atas kapal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com