JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid, menyambut baik pertemuan antara Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Kamis (27/7/2017) pekan lalu.
Sebagai partai yang cukup dekat dengan Gerindra, Hidayat mengaku PKS tidak merasa ditinggalkan dengan adanya pertemuan tersebut.
"Ya kami menyikapinya dengan konstruktif positif ya. Husnudzon (prasangka baik). Tidak ada suudzon (prasangka buruk) sama sekali," kata Hidayat saat dihubungi, Selasa (1/8/2017).
Hidayat menilai bahwa pertemuan SBY dengan Prabowo bukan berarti Demokrat atau Gerindra meninggalkan yang lain.
"Karena perlu diketahui juga sebelumnya PKS bertemu dengan Gerindra dengan Demokrat," ujar dia.
Menurut Hidayat, pertemuan tersebut juga memberikan efek positif kepada masyarakat, sebab memperlihatkan harmonisnya hubungan para elite politik di level nasional.
Bahkan, kata Hidayat, bisa saja berikutnya PKS yang akan bertemu dengan SBY beserta jajaran pengurus Demokrat lainnya.
Ia menambahkan, pertemuan antara SBY dan Demokrat dimungkinkan tak hanya membahas persoalan Undang-Undang Pemilu yang memutuskan besaran presidential threshold sebesar 20 persen kursi parlemen atau 25 persen suara nasional.
Apalagi, PKS bersama Demokrat dan Gerindra menentang keputusan tersebut karena menganggap hasil pemilu legislatif 2014 sudah pernah dipakai sehingga tidak relevan untuk digunakan kembali.
(Baca juga: SBY: Demokrat dan Gerindra Sepakat Kawal Pemerintahan Tanpa Koalisi)
Karena itu, ia melanjutkan sangat mungkin pertemuan SBY dan Prabowo kemarin membahas hal lain.
"Kita ingin betul pimpinan-pimpinan nasional memberikan keteladanan melalui manuver-manuver konkret yang memberikan penyejukan dan harapan. Saya berharap pertemuan-pertemuan ini terus bisa berkembang," ujar Wakil Ketua MPR itu.