Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HTI Minta PKB Tolak Perppu Ormas, Muhaimin Mengaku Sulit Memenuhi

Kompas.com - 27/07/2017, 17:21 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan  Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) meminta Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar untuk menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 yang mengubah UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

"Saya menyampaikan bahwa sebagai bagian dari pemerintah, sangat sulit PKB menolak Perppu," ujar Muhaimin di Kantor DPP PKB Jakarta, Kamis (27/7/2017).

Meski demikian, pria yang sering dipanggil Cak Imin itu berjanji kepada para perwakilan HTI bahwa PKB akan mencermati satu per satu pasal yang ada di dalam Perppu Ormas. PKB akan mengkaji apakah Perppu tersebut mengancam kehidupan demokrasi.

Menurut Cak Imin, jika ada pasal yang membahayakan demokrasi, maka tidak menutup kemungkinan akan dibuat undang-undang yang baru. Apalagi, menurut Cak Imin, perppu itu tidak dibuat untuk jangka panjang.

"Sebagai bagian dari pemerintah, tidak mungkin kami menolak Perppu (Ormas). Tapi saya janji akan mengkaji perppu tersebut," kata Cak Imin.

Sebelumnya, sejumlah perwakilan HTI termasuk juru biacara Ismail Yusanto menemui Cak Imin di Kantor DPP PKB.

(Baca: Perwakilan HTI Temui Cak Imin di Kantor DPP PKB)

Kedatangan para perwakilan HTI tersebut untuk mencari dukungan PKB terhadap penolakan Perppu, khususnya dalam pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Dengan harapan tentu saja Pak Muhaimin itu bisa memberikan andil yang sangat penting ketika nanti pembahasan Perppu ini di DPR. Harapan kami bahwa PKB dengan tegas menolak Perppu itu," kata Ismail.

Kompas TV Presiden Joko Widodo menjelaskan pembubaran ormas Hizbut Tahrir Indonesia telah melalui kajian lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com