Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Depan, Porsi Indonesia dalam Konsorsium Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diputuskan

Kompas.com - 27/07/2017, 08:30 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sedang mengkaji porsi Indonesia dan China dalam konsorsium kereta cepat Jakarta-Bandung. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, kajian tersebut setidaknya rampung akhir Juli 2017 ini.

"Masih terus kita kaji, pekan depan akan dapat jawabannya," ujar Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Sejauh ini, ada dua pilihan yang sedang dipertimbangkan oleh Kemenko Maritim bersama-sama dengan Kementerian BUMN.

Pertama, Indonesia menguasai 60 persen dan China menguasai 40 persen konsorsium. Kedua, Indonesia menguasai 10 persen saja, sementara China menguasai 90 persen.

Luhut mengatakan, pihaknya cenderung menginginkan porsi Indonesia seminimal mungkin di dalam konsorsium kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut. Alasan yang disampaikan Luhut, semakin kecil porsi Indonesia, maka semakin kecil pula risiko kerugian yang berpotensi muncul.

"Jadi enggak apa-apa orang yang majority. Toh setelah 40 tahun, pasti akan kembali ke kita 100 persen kok," ujar Luhut.

(Baca: Konsorsium Kereta Cepat, Jokowi Ingin Indonesia 10 Persen, China 90 Persen )

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta menteri terkait mengkaji kembali porsi Indonesia di dalam konsorsium kereta cepat Jakarta-Bandung. Hal itu karena porsi Indonesia di dalam konsorsium kereta cepat dinilai terlalu besar yakni 60 persen, sementara 40 persen lainnya dimiliki China.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, Presiden Jokwoi ingin kepemilikan Indonesia dalam konsorsium itu ditekan seminimal mungkin demi memperkecil risiko kegagalan proyek.

"Presiden minta didetailkan kembali. Karena ini kan b to b dan porsinya 60:40. Beliau minta, kenapa Indonesia enggak 10 persen saja, 90 persen China untuk memperkecil risiko," ujar Basuki di Istana, Selasa (25/7/2017).

Proyek kereta api cepat ini sendiri diketahui baru dalam tahap pembebasan lahan. Hingga Mei 2017 lalu, pembebasan lahan telah mencapai 53 persen. Kontraktor PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menemui hambatan dalam hal pembebasan lahan di kawasan Walini. Sebab, kawasan tersebut adalah kawasan industri.

Kini, konstruksi di Walini masih dalam tahap persiapan pembangunan terowongan.

Kompas TV Anies Temui Novel Baswedan di Singapura
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com