JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mendukung upaya "bersih-bersih kampus" yang dilakukan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir dari unsur-unsur radikal.
"Kita melihat ada berbagai gerakan, dan direspons oleh Menristekdikti," kata Khofifah saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi dan Bimbingan Teknis Keserasian Sosial Tahun 2017, di Jakarta, Rabu (26/7/2017).
Khofifah mengatakan, setelah 72 tahun kini Pancasila mengalami dinamika. Oleh sebab itu, menjadi tanggung jawab bersama untuk mengingatkan kembali nilai-nilai Pancasila.
"Tugas kita membangun kembali. Indonesia itu beragam. Dan keberagaman itu diikatnya dengan Pancasila," kata Khofifah.
(Baca: Menristekdikti Beri Pilihan kepada Dosen dan Pegawai PTN Anggota HTI)
Mengutip berbagai survei, Khofifah melihat saat ini banyak sekali warga masyarakat yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan yang lain. Beberapa survei dia sebutkan dari SMRC, Setara Institute, dan bahkan Kementerian Agama.
"Ada angka-angka yang cukup mengkhawatirkan, 9,2 persen dari responden yang diteliti, bisa memberikan permakluman pergantian Pancasila menjadi khilafah," sesalnya.
Jika dihitung dari populasi penduduk Indonesia saat ini, maka angka dalam survei itu hasilnya melebihi jumlah penduduk Malaysia. Atas dasar itu, Khofifah pun mengatakan penting sekali kembali mengingatkan masyarakat akan ideologi dan nilai-nilai Pancasila.
"Kayak begini kalau tidak kembali kita ingatkan, tidak kita sirami akan kering. Ibarat tanaman, jiwa merah-putih itu harus kita sirami agar tetap terjaga dan tumbuh," pungkasnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.