Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Kapolri, Penjagaan Brimob di DPP Golkar karena Potensi Konflik

Kompas.com - 26/07/2017, 11:56 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membenarkan bahwa pihaknya menempatkan satuan Brimob Polri untuk menjaga kantor DPP Partai Golkar di Slipi, Jakarta.

Ia menyebut, langkah tersebut sebagai antisipasi terjadinya konflik di kantor tersebut.

"Masalah di tempatnya ada permasalahan, Golkar, PPP. Kita pasti kalau melihat ada potensi terjadi konflik pasti akan kita amankan," ujar Tito di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Satuan yang diturunkan berasal dari Polda Metro Jaya. Namun, Tito belum mengetahui siapa pihak yang meminta pengamanan tersebut.

(baca: Saya Ini Kader Golkar Juga, Kenapa Enggak Boleh Masuk?)

Kapolri mengatakan, tugas polisi untuk memelihara keamanan dan ketertiban. Jika ada potensi konflik, jangan sampai berkembang menjadi pelanggaran hukum dan jatuh korban.

"Jadi kalau kita dengar ada rencana misalnya mau ribut, kita diam saja setelah ribut, itu namanya pemadam kebakaran. Salah," kata Tito.

Sebelumnya, sejumlah anggota Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) protes saat mendatangi kantor DPP Partai Golkar untuk mendeklarasikan "Gerakan Golkar Bersih Lawan Golkar Korup".

(baca: Alasan Setia Kawan, Fungsionaris Muda Golkar Dukung Setya Novanto)

Sebab, pintu gerbang tersebut ditutup dan mereka tidak boleh masuk.

Terlebih lagi, belasan aparat dari satuan Brimob bersenjata api menjaga kantor partai berlambang beringin itu.

Adu mulut pun tak bisa dihindari antara anggota GMPG dengan petugas Brimob.

Gerakan Golkar Bersih muncul setelah penetapan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto sebagai tersangka.

(baca: Novanto Tersangka, Akbar Tandjung Khawatir Golkar Terdepak dari Parlemen)

Novanto dijerat Komisi Pemberantasan Korupsi atas dugaan terlibat korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).

Di sisi lain, jajaran pengurus Golkar tetap mendukung Novanto memimpin partai. Mereka sepakat tidak akan menggelar musyawarah nasional luar biasa untuk memilih ketua umum baru.

Kompas TV Golkar Serahkan Kasus Setya Novanto ke Proses Hukum
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com