JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari kubu Romy, Iskandar D Syaichu membantah keterlibatan pihaknya dalam kasus penyerangan ke kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
Dia pun memastikan bahwa pelaksanaan Mukernas PPP kubu Djan tidak akan mengganggu pelaksanaan musyawarah kerja nasional (mukernas) ke-II yang akan dilakukan pihaknya.
"Persiapan mukernas tidak terganggu oleh persoalan kecil semalam, kami tidak tahu menahu dan tidak ada hubungannya dengan persiapan mukernas," kata Iskandar, dalam jumpa pers terkait mukernas di kantor Seknas Bappilu PPP di Tebet Barat, Jakarta Selatan, Minggu (16/7/2017).
Seperti diketahui, PPP Kubu Romy akan menggelar mukernas di Ancol, Jakarta, pada 19-22 Juli 2017. Iskandar mengatakan persiapan mukerkas sampai hari ini berjalan lancar.
"Persiapan mukernas berjalan mulus dan lancar," ujar Iskandar.
Wasekjen PPP sekaligus Sekretaris Steering Committee (SC) Mukernas ke-II PPP, Achmad Baidowi mengatakan, pada mukernas tersebut tak akan membahas islah dengan kubu Djan Faridz. Pasalnya, kata Baidowi, islah sudah terjadi saat gelaran Muktamar di Pondok Gede, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
(Baca: Kantor PPP Diserang, Humphrey Tuding Kubu Romy Terlibat)
"Bahwa mukernas ini tidak secara khusus membahas islah, karena islah telah selesai pada Muktamar Pondok Gede kemarin. Ada pun proses hukum telah selesai dengan turunnya putusan PK Nomor 79 yang membatalkan putusan kasasi MA 601," ujar Achmad.
Pihaknya mengklaim tak tahu menahu soal insiden di kantor DPP PPP. Meskipun secara hukum, pihaknya mengklaim punya legal standing untuk menempati kantor tersebut berdasarkan putusan peninjauan kembali (PK) tadi.
"Tetapi walaupun kami punya hak kuasa penuh terhadap kantor tersebut kami tidak serta merta semena-mena. Kami melakukan langkah persuasif," ujar Achmad.
(Baca: Kronologi Penyerangan Kantor DPP PPP Versi Humphrey Djemat)
Salah satu langkah persuasif yang dilakukan adalah dengan mengirimkan surat ke Djan Faridz untuk segera mengosongkan kantor DPP. Menurut dia, hal tersebut merupakan keinginan dari kader-kader PPP.
"Cuma sampai detik ini belum merespon surat yang kami layangkan. Tentu kami akan melakukan langkah persuasif lainya," ujar dia.
Sebelumnya, kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat mendapat serangan dari sejumlah orang, Minggu (16/7/2017) dini hari. Penyerang disebut berjumlah 80 orang ingin masuk secara paksa ke kantor DPP PPP di mana kantor itu dikuasai oleh PPP Djan Faridz.
Kemudian, ke-80 orang itu disebut memaksa masuk dan berupaya merubuhkan pagar gedung. Namun, dihalang oleh lima orang satpam yang tengah berjaga. Penjaga sempat bertanya kepada mereka yang datang dan mengaku merupakan Pemuda Ka'bah kubu Romy. Kasus ini telah dilaporkan ke polisi.