Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Romy Bantah Terlibat Aksi Penyerangan Kantor PPP di Jakpus

Kompas.com - 16/07/2017, 19:12 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari kubu Romy, Iskandar D Syaichu membantah keterlibatan pihaknya dalam kasus penyerangan ke kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.

Dia pun memastikan bahwa pelaksanaan Mukernas PPP kubu Djan tidak akan mengganggu pelaksanaan musyawarah kerja nasional (mukernas) ke-II yang akan dilakukan pihaknya.

"Persiapan mukernas tidak terganggu oleh persoalan kecil semalam, kami tidak tahu menahu dan tidak ada hubungannya dengan persiapan mukernas," kata Iskandar, dalam jumpa pers terkait mukernas di kantor Seknas Bappilu PPP di Tebet Barat, Jakarta Selatan, Minggu (16/7/2017).

Seperti diketahui, PPP Kubu Romy akan menggelar mukernas di Ancol, Jakarta, pada 19-22 Juli 2017. Iskandar mengatakan persiapan mukerkas sampai hari ini berjalan lancar.

"Persiapan mukernas berjalan mulus dan lancar," ujar Iskandar.

Wasekjen PPP sekaligus Sekretaris Steering Committee (SC) Mukernas ke-II PPP, Achmad Baidowi mengatakan, pada mukernas tersebut tak akan membahas islah dengan kubu Djan Faridz. Pasalnya, kata Baidowi, islah sudah terjadi saat gelaran Muktamar di Pondok Gede, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.

(Baca: Kantor PPP Diserang, Humphrey Tuding Kubu Romy Terlibat)

"Bahwa mukernas ini tidak secara khusus membahas islah, karena islah telah selesai pada Muktamar Pondok Gede kemarin. Ada pun proses hukum telah selesai dengan turunnya putusan PK Nomor 79 yang membatalkan putusan kasasi MA 601," ujar Achmad.

Pihaknya mengklaim tak tahu menahu soal insiden di kantor DPP PPP. Meskipun secara hukum, pihaknya mengklaim punya legal standing untuk menempati kantor tersebut berdasarkan putusan peninjauan kembali (PK) tadi.

"Tetapi walaupun kami punya hak kuasa penuh terhadap kantor tersebut kami tidak serta merta semena-mena. Kami melakukan langkah persuasif," ujar Achmad.

(Baca: Kronologi Penyerangan Kantor DPP PPP Versi Humphrey Djemat)

Salah satu langkah persuasif yang dilakukan adalah dengan mengirimkan surat ke Djan Faridz untuk segera mengosongkan kantor DPP. Menurut dia, hal tersebut merupakan keinginan dari kader-kader PPP.

"Cuma sampai detik ini belum merespon surat yang kami layangkan. Tentu kami akan melakukan langkah persuasif lainya," ujar dia.

Sebelumnya, kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat mendapat serangan dari sejumlah orang, Minggu (16/7/2017) dini hari. Penyerang disebut berjumlah 80 orang ingin masuk secara paksa ke kantor DPP PPP di mana kantor itu dikuasai oleh PPP Djan Faridz.

Kemudian, ke-80 orang itu disebut memaksa masuk dan berupaya merubuhkan pagar gedung. Namun, dihalang oleh lima orang satpam yang tengah berjaga. Penjaga sempat bertanya kepada mereka yang datang dan mengaku merupakan Pemuda Ka'bah kubu Romy. Kasus ini telah dilaporkan ke polisi.

Kompas TV PPP Kubu Romi Akan Gelar Rapimnas II
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com