JAKARTA, KOMPAS.com – Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian ingin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membentuk tim yang mendampingi penyelidikan kasus penyiraman terhadap seorang penyidiknya, Novel Baswedan.
Pendampingan KPK, kata Tito, akan membuat proses pengungkapan kasus tersebut lebih transparan. Tito mengaku sudah meminta KPK menyiapkan tim yang melekat dengan tim Polri yang mengusut kasus penyiraman Novel.
“Saya ingin agar tim ini melekat sampai data dari mentah istilahnya, misalnya dicurigai satu orang yang pernah ditangkap sama kami, orang ini kami cek alibinya dia,” ujar Tito, dalam wawancara eksklusif di Kompas TV, Sabtu (8/7/2017).
(baca: Usut Kasus Novel, Polri dan KPK Bentuk Tim Gabungan)
“Mari silakan kita sama-sama. Cek alibinya dia. Hari per hari, jam per jam. Jangan hanya polisi melapor. Nanti dibilang 'ah polisi paling sembunyikan'” ujar Tito.
Terkait penyebutan nama jenderal polisi oleh Novel, Tito menganggap hal itu sekadar isu sebab ada alat bukti yang jelas. Untuk memperjelas informasi tersebut, Tito ingin kepolisian bersama Ketua KPK Agus Rahardjo menanyakan langsung kepada Novel di Singapura.
“Karena Pak Agus mengatakan ingin mendampingi polisi yang berangkat ke sana. Kami nunggu Pak Agus. Tim kami sudah siap," ucap Tito.
Novel diserang usai melaksanakan shalat Subuh di Masjid Al-Ihsan, yang lokasinya tidak jauh dari rumah Novel di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (11/4/2017). Polisi menyebut pelakunya dua orang yang mengendarai satu motor. Air keras yang dileparkan pelaku mengenai satu mata Novel.
(baca: Pengungkapan Kasus Novel Jadi Tantangan Bagi Polri)