JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari meminta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo mendampingi empat mahasiswa Indonesia yang ditahan.
Keempat mahasiwa asal Indonesia itu tengah menuntut ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.
"Terhadap empat mahasiswa Indonesia, kami minta KBRI di sana melakukan pendampingan dan upaya untuk bisa segera membantu mereka untuk bisa segera kembali," ujar Kharis di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/7/2017).
Ia mengaku telah berkomunikasi secara intensif dengan pihak KBRI Mesir. Hingga saat ini, Kharis menyatakan KBRI Kairo terus mengupayakan agar keempatnya bisa menyelesaikan permasalahan di sana dan segera kembali ke Indonesia.
Ia pun mengimbau kepada semua WNI yang berada di luar negeri agar mematuhi semua peraturan yang berlaku di sana.
Ia menyatakan, jika memang suatu daerah di sana dilarang dikunjungi, hendaknya dipatuhi agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
"Sesungguhnya memang di negara mana pun kita harus mengerti situasi tempat kita berada. Kalau menurut mereka bahwa tempat itu tidak boleh dikunjungi ya jangan dikunjungi," ucap politisi PKS itu.
Aparat keamanan Mesir sejak awal Juni lalu menahan empat mahasiswa asal Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar, Kairo.
Mereka ditangkap di sekitar kota Samanud, sekitar 130 km arah utara kota Kairo, dan ditahan di kantor polisi kota tersebut, demikian laporan Kompas.com dari Kairo, Mesir, Rabu (5/7/2017).
Empat mahasiswa itu, adalah Rifai Mujahidin al Haq asal Balikpapan, Adi Kurniawan asal Bandung, Achmad Affandy Abdul Muis asal Lampung, dan Mufqi Al Banna.
(Baca: Mesir Menahan Empat Mahasiswa Al-Azhar Asal Indonesia)
KBRI Kairo dalam keterangan persnya menyebutkan, pihaknya menerima laporan penangkapan itu pada 6 Juni 2017 melalui hotline KBRI Kairo dari Rifai Mujahidin al Haq, salah satu mahasiswa yang ditangkap tersebut.
Informasi yang diperoleh KBRI dari beberapa teman korban bahwa penangkapan atas mahasiswa Indonesia tersebut terjadi saat mereka hendak membeli bahan makanan untuk berbuka puasa di pasar.
Menurut informasi dari seorang mahasiswa yang berada di Kota Samanud bahwa penangkapan itu dilakukan oleh polisi saat melakukan razia.