Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebaran Bersama Para Pencari Suaka

Kompas.com - 26/06/2017, 06:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Beduq ditabuh, takbir dikumandangkan, langit malam dihiasi warna-warni kembang api.

Umat muslim bersuka cita menyambut Hari Raya setelah sebulan berpuasa. Berbagai tradisi dilakukan dan telah dipersiapkan, mulai dari mudik, baju baru yang kembar sekeluarga besar hingga kudapan berat maupun ringan.

Namun, hal itu nampaknya tak berlaku bagi Ali (18).

"Iya, besok Idul Fitri. Tapi bagaimana kami mau merayakan, uang saja tidak punya," ujar Ali seperti dikutip Antaranews.com.

"Kami bisa makan saja sudah bersyukur sekali," sambung Ali.

Dia bersama tiga orang adik perempuannya dan adiknya baru saja sampai di Indonesia dua minggu lalu dari rumahnya di Afganistan untuk mencari suaka dari lembaga dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi pengungsi (UNHCR).

Tak ada persiapan spesial yang dilakukan oleh Ali dan keluarga pada malam 1 Syawal 1438H atau Sabtu (24/6/2017) malam.

Demikian pula dengan sejumlah orang berwajah Timur Tengah yang ditemui ANTARA News di jalan Kebon Sirih Barat, tepatnya di sebelah Menara Ravindo atau di jalan masuk Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih yang terkenal itu.

Beralaskan kardus yang mereka lapisi lagi dengan tikar berbahan plastik, mereka duduk "mengemper" di sisi kanan dan kiri jalan.

Di situ pula tempat mereka merebahkan diri saat kantuk datang.

"Bayangkan saja kalau hujan turun. Ini sulit sekali, terutama untuk anak kecil, lihat saja," ujar Ali sambil menunjuk salah seorang anak kecil yang berada di dekat kami berbicara.

Dia juga menunjuk tempat dia bersama keluarganya tidur, sambil berkata, "Adik perempuan saya paling kecil berusia 5 tahun."

"Saya anak laki-laki satunya," Ali mulai bercerita.

Meskipun masih remaja, Ali sadar betul sebagai anak laki-laki satu-satunya dia punya tanggung jawab besar untuk melindungi keluarga.

"Kamu tahu kan kondisi di sana (Afghanistan)? Bom di mana-mana, penculikan, bahkan saya tidak tahu apakah Ayah saya masih hidup," ujar dia.

"Kami mendengar banyak tentang Indonesia, bahwa di sini mereka (UNHCR) dapat membantu kami," lanjut dia.

Perbincangan kami terputus saat beberapa orang melintas untuk mempersiapkan makan malam. Ada yang membawa penanak nasi, ada pula yang membawa peralatan makan.

"Kami makan dari pemberian orang di sekitar, kalau tidak ada yang memberi ya kami tidak makan," ujar Ali.

Perempuan paruh baya, yang belakangan diketahui Ibu Ali, menghampiri Ali dan berbincang dalam bahasa Persia.

Ali kemudian mengajak untuk duduk di tempat dia dan keluarganya beristirahat.

Di sana Ibu Ali telah mempersiapkan makanan; satu mangkuk berisi nasi, dan satu mangkuk lagi berisi kari.

Ibu Ali kemudian mengeluarkan roti berukuran jumbo dan lebar mirip roti Cane dari kantong plastik.

Dengan senyum ramah dan bahasa tubuh Ibu Ali mempersilakan untuk makan. Ali yang pandai berbahasa Inggris juga mengajak untuk makan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com