Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yasonna: Perbaikan Lapas Terganjal Anggaran dan Mahalnya Harga Tanah

Kompas.com - 21/06/2017, 14:49 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan, kondisi lembaga pemasyarakatan yang tidak layak huni menjadi faktor utama penyebab kaburnya narapidana dari sejumlah lapas di daerah.

Yasonna mengakui beberapa lapas seperti lapas Kerobokan di Bali, Tanjung Gusta di Medan dan Nusakambangan di Cilacap, sudah tidak memenuhi standar.

"Sudah tidak benar itu. Tapi kan tidak mudah memindahkannya," ujar Yasonna saat ditemui Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2017).

Untuk mengantisipasi persoalan tersebut, lanjut Yasonna, Kemenkumham tengah mengkaji berbagai opsi untuk melakukan perbaikan fasilitas lapas, termasuk program pembangunan lapas di pulau-pulau terluar.

Meski demikian, program tersebut masih terganjal oleh persoalan minimnya anggaran dan mahalnya harga tanah untuk membangun lapas baru.

Yasonna pun berencana membawa masalah anggaran itu saat rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo.

"Memangnya mudah cari tanah di Bali. Mahalnya bukan main. Saya sudah mau bawa ke ratas (rapat terbatas), misalnya salemba dipindah seperti apa, Kerobokan seperti apa. Membangun lapas di pulau terluar seperti apa," kata Yasonna.

Terkait rencana pembangunan lapas di pulau terluar, Yasonna mengatakan pihaknya sudah menentukan dua lokasi, yakni di Kabupatan Maluku Tenggara dan Kabupaten Maluku Utara.

(Baca: BNN Temukan Sel Mewah dengan AC dan "Wifi" di Lapas Cipinang)

"Kemarin datang Bupati dari Maluku Tenggara, dia sedang sediakan tanah untuk lapas terluar di Saumlaki. Maluku utara juga. Tapi anggarannya besar. Sedang kami kaji. Ini harus hati-hati jangan sampai ada masalah di belakangnya," tuturnya.

Sejak awal 2017 hingga saat ini, tercatat telah terjadi beberapa kasus kaburnya narapidana dari sejumlah lapas.

Rasidin alias Jalidin Bin Jali, warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tanjung Gusta Medan kabur dari Blok T 5 lantai dua kamar M16.

Ia kabur setelah menggergaji besi lubang angin pada Rabu (19/4/2017) dini hari. Rasidin adalah narapidana kasus narkoba dengan vonis hukuman 14 tahun penjara. Dia baru menjalani tiga tahun masa hukumannya.

Pada Senin (19/6/2017), Kadarmono alias Darmo bin Sukandar, seorang narapidana (napi) kasus perampokan kabur dari Lapas Klas IIA Permisan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

(Baca: Sebelum Kabur dari Lapas Nusakambangan, Kadarmono Beli 30 Bungkus Roti)

Di hari yang sama, diketahui sebanyak empat narapidana asing kabur dari Lapas Kerobokan, Denpasar. Mereka berhasil kabur dengan cara menggali terowongan berukuran 50x75 cm dengan panjang kurang lebih 15 meter. (Baca: Ditemukan Garpu Kecil di Lubang Pelarian 4 Napi Lapas Kerobokan)

Kompas TV Empat warga negara asing yang merupakan narapidana Lapas Kerobokan, Badung, Bali, kabur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com