Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Penembak Pesawat Susi Air Sulit Diidentifikasi

Kompas.com - 20/06/2017, 12:16 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, hingga saat ini polisi belum mengidentifikasi pelaku penembakan pesawat Susi Air di Puncak Jaya, Papua.

Menurut dia, pelaku merupakan kelompok kriminal bersenjata yang sehari-hari hidup berbaur dengan masyarakat.

"Yang agak sedikit kesulitan, mereka berbaur, melakukan aktivitas masyarakat normal," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (20/6/2017).

Saat ini, gabungan Polri dan TNI mengerahkan personel ke sejumlah pos yang telah dibangun untuk mengantisipasi aksi lanjutan.

Boy mengatakan, di sejumlah titik di Papua, terutama di wilayah pegunungan, banyak aktivitas kelompok kriminal bersenjata yang sporadis.

"Kami terus lakukan langkah untuk identifikasi pelakunya," kata Boy.

Karena mereka berbaur dengan masyarakat, maka polisi tidak bisa menggeneralisasi kelompok masyarakat tertentu.

Kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya. Bahkan, gangguan mereka juga dilakukan di pemukiman masyarakat. Setelah itu mereka kembali lagi ke tempat persembunyian.

"Biasanya diiringi motif ekonomi seperti merampas barang masyarakat," kata Boy.

(Baca juga: Kelompok Separatis Papua Diduga Terlibat Penembakan Pesawat Susi Air)

Pesawat tersebut berisi lima anggota Brimob Polri dan dua warga sipil. Mereka baru kembali dari pengamanan pemungutan suara ulang di suatu distrik di Papua.

Pesawat mendarat darurat karena mengalami pecah ban akibat ditembak. Badan pesawat di bagian punggung juga terkena tembakan.

Kompas TV Pesawat Logistik Pilkada Ulang Ini Ditembaki di Papua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com