Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Waspadai Kontak MILF Filipina dengan Teroris di Indonesia

Kompas.com - 15/06/2017, 12:31 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mewaspadai hubungan antara jaringan teroris di Indonesia dengan Filipina.

Wiranto menuturkan, kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang berbasis di Poso memiliki hubungan dengan kelompok radikal MILF (Moro Islamist Liberation Front) yang berbasis di Moro, Filipina Selatan.

Selain itu, dia menyebut kelompok MIT mendapat suplai senjata api dari kelompok Anshorut Khilafah, Filipina. 

"Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang berbasis di Poso memiliki hubungan dengan kelompok radikal MILF (Moro Islamist Liberation Front) yang berbasis di Moro, Filipina Selatan. Di mana, kelompok MIT mendapat suplai senjata api dari kelompok Anshorut Khilafah, Filipina," ujar Wiranto saat memberikan pengarahan dengan tema ‘Perkembangan Terorisme di Indonesia dan Dampak Konflik di Marawi, Filipina Terhadap Indonesia’ di Manado, Rabu (14/6/2017). 

(Baca: Maute, Pemimpin Kelompok Penyerangan di Marawi Beristri Warga Bekasi)

Wiranto menuturkan, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah semakin berkembangnya aksi teroris di Indonesia dan peningkatan konflik Merawi di perbatasan Indonesia-Filipina.

Pemerintah pusat, TNI, Polri, serta pemerintah daerah, kataWiranto, akan melakukan upaya pencegahan secara terpadu.

“Kita wajib menyatukan kesepahaman bagaimana melakukan langkah-langkah antisipasi. Itulah pentingnya rapat koordinasi hari ini yang digelar di Manado, yang kebetulan daerah yang sangat dekat dengan Filipina,” kata Wiranto.

Tercatat dalam satu bulan terakhir, ISIS mengklaim telah melakukan aksi terornya di beberapa negara. Serangan teror dalam beberapa hari terakhir juga terjadi di kota Melbourne Australia. Hingga yang masih berlangsung saat ini yaitu aksi penyerangan kelompok Maute di Kota Marawi, Filipina. 

(Baca: Panglima TNI Sebut Kelompok ISIS di Marawi Berpotensi Masuk ke Indonesia)

“Aksi yang dipimpin oleh Isnilon Hapilon ini dianggap berbahaya bagi keamanan negara kita karena jarak kota Marawi dengan Kota Davao wilayah yang dekat dengan perbatasan Filipina Indonesia di Pulau Mindanao berjalan sekurang-kurangnya 300 km lewat perjalanan darat. Selain itu, wilayah perairan selatan Filipina juga berbatasan dengan wilayah perairan Sulawesi Utara,” kata dia.

Hadir dalam rakor tersebut Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Wagub Sulut Steven Kandouw, Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, perwakilan dari Kemendagri, perwakilan dari BNPT, perwakilan dari Kemenlu, perwakilan Panglima TNI, perwakilan dari Kemenpan.

Selain itu, perwakilan Kapolri, perwakilan BIN, perwakilan dari Konjen Davao, Pangdam XVI/Pattimura, Pangdam XIII/MDK, Kapolda Sulut, Kapolda Maluku Utara, Kapolda Sulawesi Tengah, Danlantamal VIII, para Bupati dan Walikota Provinsi Sulut, Dandim jajaran Dam XIII/MDK, dan Kapolres jajaran Polda Sulut. 

Kompas TV Cegah ISIS dari Marawi, Polisi Minahasa Perketat Keamanan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com