JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan beralasan, sikap PAN gabung Pansus hak angket KPK yang dibentuk DPR bukan karena masalah yang menjerat Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.
Nama Amien disebut menerima uang aliran dana korupsi pengadaan alat kesehatan yang tengah ditangani KPK.
"Itu jangan dikaitkan. Saya memang marahin (KPK) soal itu, tapi bukan (karena itu)," ujar Zulkifli di Universitas Al Azhar, Jakarta Selatan, Kamis (8/6/2017).
(baca: Zulkifli: Jangan Ganggu KPK dengan Hak Angket DPR)
Zulkifli mengaku sejak awal tidak setuju penggunaan hak angket KPK. PAN mulanya tidak mengirimkan perwakilan karena berharap hak angket batal diajukan.
Ternyata, Pansus tetap dibentuk meski PAN tidak mengajukan diri.
"Kan tidak mungkin saya diam kalau KPK dibubarkan, misalnya. Masa saya diam saja? Maka saya harus ikut di dalam," kata Zulkifli.
(baca: Manuver Amien Rais dan Maju Mundurnya Sikap PAN soal Hak Angket)
Zulkifli mengatakan, dirinya tidak bisa diam saja menyaksikan Pansus tersebut mendesak KPK dan dikhawatirkan justru merampas kewenangan lembaga antirasuah itu.
"Kalau KPK dilemahkan masa saya nonton saja. Tidak tanggungjawab saya," kata dia.
Sebelum mengirim perwakilan ke Pansus Angket KPK, Amien Rais sempat mendatangi DPR untuk bertemu Wakil Ketua DPR yang juga politisi PAN Taufik Kurniawan.
Amien mengaku membahas Pansus Angket KPK.
Amien meminta publik memberi kesempatan pada Pansus Angket KPK untuk menjalanlan tugasnya demi memperbaiki KPK.
(baca: Kata Amien Rais, PAN Gabung Pansus Angket KPK Bukan untuk Bela Dirinya)
Menurut dia, dengan adanya pansus angket KPK, maka publik bisa mengetahui hal yang harus diperbaiki dari KPK.
"Jadi biarkan Pansus Hak Angket KPK ini berjalan. Nanti tentu akan pada lapor kepada Pansus ini. Apakah betul KPK hero, apakah betul memang pahlawan pendekar hukum yang dahsyat dan wangi baunya itu atau sebaliknya," kata Amien.
"Nanti akan ketahuan. Jadi saya masih memberikan kesempatan. Belum tentu saya bijak. Saya juga bisa keliru dan ternyata KPK terbukti benar," lanjut mantan Ketua MPR itu.