Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Harus Tunjukkan Dukungan kepada KPK

Kompas.com - 06/06/2017, 20:55 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Advokasi Pusat Studi Anti Korupsi (PUKAT) Universitas Gadjah Mada (UGM), Oce Madril, menilai, pembentukan Pansus Hak Angket demi perbaikan KPK hanya alasan retoris.

Menurut Oce, Pansus Hak Angket KPK justru ingin melemahkan dan mengganggu penyelidikan yang sedang dilakukan KPK.

"Hak angket ini bola liar politik, dan tujuannya lebih banyak menggangu penyelidikan kasus-kasus besar, e-KTP, BLBI belakang masuk juga kasus alkes (alat kesehatan)," kata Oce seusai mengikuti diskusi, di Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta Pusat, Selasa (6/6/2017).

Oce mengatakan, dukungan pembentukan Pansus Angket KPK semakin kuat di DPR.

Ia menilai, hak angket bisa dimanfaatkan sebagai cara membalas dendam kepada KPK. Hal itu dapat dilihat dari sikap sejumlah partai.

Misalnya, Partai Amanat Nasional (PAN). Awalnya PAN menolak.

Akan tetapi, setelah nama Amien Rais disebut oleh Jaksa KPK dalam sidang kasus korupsi alat kesehatan dengan terdakwa mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, PAN justru mendukung pembentukan Pansus Hak Angket KPK.

Demikian pula dengan Partai Golkar.

"Ini bola liar politik yang dimanfaatkan oleh politisi dan untuk menggebuk KPK," kata Oce.

Menurut Oce, Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu memberikan respons khusus menanggapi situasi saat ini dengan menyatakan sikap tegas dan dukungannya kepada KPK.

Hal itu seperti yang dilakukan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menjabat sebagai presiden.

Oleh karena itu, kata Oce, Jokowi perlu menegaskan sikap dengan menyatakan bahwa, "Saya berdiri di belakang KPK, mendukung pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK, dan akan berhadapan dengan pihak-pihak yang melemahkan KPK".

Penegasan sikap ini perlu ditunjukkan Presiden. Apalagi, hak angket KPK didukung oleh partai-partai pendukung pemerintah.

Dengan menunjukkan sikap tegas, maka partai-partai pendukung pemerintah akan berpikir ulang untuk mengirim kadernya ke Pansus Hak Angket KPK.

"Saya memprediksi ujungnya, kalau saya diskusi dengan penggagas hak angket dan (politisi) lain-lainya, yang ada di kepala mereka (politisi) sepertinya ingin merubah kewenangan KPK menjadi lembaga yang biasa-biasa saja. Dan kalau perlu menutup KPK," ujar dia.

Sejauh ini sudah lima fraksi yang secara resmi mengirim perwakilan yakni Fraksi PDI-P, Fraksi Golkar, Fraksi Nasdem, Fraksi Hanura, dan Fraksi Nasdem.

Kompas TV Jokowi Dukung Penguatan KPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com