JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan menceritakan soal kontestasi Pilkada DKI yang cukup keras. Namun, kerasnya kontestasi tersebut, menurutnya, lebih banyak terjadi di dunia maya atau virtual. Sedangkan di dunia nyata tetap tenang.
Ia mencontohkan sebuah Tempat Pemungutan Suara (TPS) dimana perolehan suara pasangan Anies Baswedam-Sandiaga Uno dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat sama besarnya. Meski nampak bersaing ketat, namun suasana kampung tetap tenang.
"Di dunia nyata kita tenang tapi di dunia virtual kita mengalami kekerasan," kata Anies dalam sambutannya pada acara buka bersama di kediaman Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung di Jalan Purnawarman, Jakarta Selatan, Sabtu (3/6/2017).
(Baca: Sandiaga Sebut 8 Persen Pendukung Ahok-Djarot Belum "Move On")
Anies kemudian menyebut bahwa kontestasi Pilkada DKI merupakan sebuah kompetisi imajinasi, bukan merupakan kompetisi kenyataan. Hal itu karena imajinasi tiap orang lah yang berkompetisi. Meski begitu, ia menyayangkan seseorang yang terbawa imajinasi seringkali tidak bisa lepas dari imajinasi tersebut.
Anies mencontohkan saat menonton film, seseorang bisa menangis dan terbawa haru. Padahal, apa yang terjadi dalam film tersebut hanyalah imajinasi bukan kenyataan.
"Kalau nonton film yang menangis dan terharu di bioskop, itu semua imajinasi tapi kita sering terbawa dan kita akan marah kalau lakonnya mati di ujung," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
"Dan kita akan tanya kenapa kok bikin film seperti ini. Aku ingin film itu di ujung bahagia keluar dari bioskop. Jadi imajinasi, padahal tidak ada lakon itu," sambung dia.
(Baca: Mengapa "Hoax" Lestari dalam Pemilihan Umum di Indonesia?)
Anies lantas mengaitkan Pilkada DKI dengan imajinasi tersebut. Menurutnya, sebagian masyarakat sudah lepas dari imajinasi namun sebagian masih berada dalam imajinasi. Ia tak secara lugas eksplisit mengungkapkan siapa objek yang dimaksudnya.
"Sebagian sudah lepas dari imajinasi, sebagian masih berada dalam imajinasi. Yang masih berasa di imajinasi yang hari ini barangkali harus sama-sama kita rangkul," ucap Anies.
"Mari kita kembali ke kenyataan, bukan hanya pada imajinasi," tuturnya.