Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rebutan Kursi Pimpinan DPD Sudah Terjadi Sejak 2009

Kompas.com - 27/05/2017, 14:23 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah periode 2004-2009 dan 2009-2014, Laode Ida, mengatakan, upaya perebutan kursi pimpinan DPD sudah terjadi sejak 2009.

Laode mengatakan, awalnya saat DPD baru berdiri berdiri pada 2004 lembaga ini masih mencari fondasi awal.

Sama sekali tidak ada pembicaraan soal pemangkasan masa jabatan pimpinan DPD menjadi 2,5 tahun.

(Baca: Mantan Komisioner KPU: Jangan-jangan Memang Ada Upaya Mendegradasi DPD)

Sebab, masa jabatan pimpinan DPR dan MPR juga berlangsung selama 5 tahun atau hingga akhir periode.

Upaya pemangkasan masa jabatan pimpinan DPD menjadi 2,5 tahun baru terjadi saat memasuki periode kedua (2009-2014).

"Ini dampak dari mereka yang tidak puas dengan hasil pemilihan pimpinan DPD," ucap Laode.

Namun, Laode dan Irman Gusman serta GKR Hemas yang menjabat saat itu berhasil meredam upaya anggota menggoyang kursi mereka.

Akibatnya, upaya untuk memangkas masa jabatan pimpinan DPD menjadi 2,5 tahun gagal dilakukan.

"Saat itu saya sampaikan, pimpinan ini sudah janji disumpah untuk menjabat selama satu periode. Tidak boleh diutak-atik lagi," ucap Laode.

(Baca: "DPR Melihat DPD sebagai Saingan")

Namun setelah memasuki periode 2014-2019, usul memangkas masa jabatan 2,5 tahun kembali disuarakan oleh anggota.

Kali ini, upaya yang dilakukan berhasil. Mohammad Saleh, GKR Hemas dan Farouk Muhammad mengakhiri jabatannya di tengah periode.

Posisi ketiganya digantikan oleh Oesman Sapta Oedang, Nono Sampono dan Darmayanti Lubis. Saleh sejak awal tidak mempersoalkan kursinya diambil di tengah jalan.

Namun GKR Hemas, Farouk Muhammad dan sejumlah anggota yang tidak menerima kepemimpinan Oesman Sapta cs saat ini tengah mengajukan upaya hukum ke PTUN.

"Saya sendiri merasa ini tidak mengagetkan dengan pergantian ini, karena profil kepemimpinan yang ada iji rentan dipersoalkan. Semuanya elitis," ucap Laode.

Kompas TV Dualisme Kepemimpinan DPD Belum Berakhir

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com