Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Korsel Undang Jokowi Adakan Pertemuan Bilateral di Sela G-20

Kompas.com - 24/05/2017, 09:48 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Korea Selatan Moon Jae In mengirimkan utusan khususnya bertemu Presiden Joko Widodo. Utusan khusus itu adalah Wali Kota Seoul Park Wonsoon.

Presiden Jokowi pun menerima Wonsoon dan rombongan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5/2017) sore kemarin.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kehadiran utusan khusus Presiden Wonsoon itu menunjukkan komitmen Korea Selatan dalam meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara, khususnya di bidang perdagangan dan investasi.

(Baca: Menlu: Banyak Negara yang Ingin Mengundang Presiden Jokowi)

"Utusan khusus membawa pesan mengenai komitmen pemerintah Korea Selatan untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, terutama perdagangan dan investasi," ujar Menlu Retno.

Utusan khusus sekaligus menyampaikan undangan Presiden Moon ke Presiden Jokowi untuk melaksanakan sebuah pertemuan bilateral.

Rencananya, pertemuan bilateral dilaksanakan Juli 2017 mendatang.

"Rencananya pertemuan bilateral digelar di sela-sela pertemuan negara-negara G-20 di Hamburg, Jerman, Juli yang akan datang," ujar Retno.

Pertemuan bilateral ini digelar karena Korea Selatan memandang bahwa Indonesia merupakan negara terbesar di Asean.

Selain itu Korea Selatan juga beranggapan Indonesia merupakan negara yang memiliki pengaruh di kawasan Asean.

(Baca: Sosok Moon Jae-in, Keturunan Imigan Korut yang Jadi Presiden Korsel)

Catatan Menlu Retno, hubungan bilateral antara Indonesia-Korea Selatan berlangsung sangat baik.

Bahkan, Presiden Jokowi pernah mendapatkan penghargaan 'honour citizenship' dari Kota Seoul ketika berkunjung pada 2016 lalu.

Retno pun berharap, pertemuan bilateral Jokowi-Moon nanti akan lebih mempererat kerja sama kedua negara.

Kompas TV Kerja keras pun kini harus segera dilakukan Moon Jae-In, salah satunya menjauhkan bayang-bayang perang dari semenanjung Korea.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Canda Hasto Merespons Rencana Pertemuan Jokowi-Megawati: Tunggu Kereta Cepat lewat Teuku Umar

Canda Hasto Merespons Rencana Pertemuan Jokowi-Megawati: Tunggu Kereta Cepat lewat Teuku Umar

Nasional
Pemerintah Bakal Bentuk Satgas Pemberantasan Judi 'Online' Pekan Depan

Pemerintah Bakal Bentuk Satgas Pemberantasan Judi "Online" Pekan Depan

Nasional
Ketua KPU Diadukan Lagi ke DKPP, Diduga Goda Anggota PPLN

Ketua KPU Diadukan Lagi ke DKPP, Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
KPK Duga Anggota DPR Ihsan Yunus Terlibat Pengadaan APD Covid-19

KPK Duga Anggota DPR Ihsan Yunus Terlibat Pengadaan APD Covid-19

Nasional
Projo Sebut Kemungkinan Prabowo Jadi Jembatan untuk Pertemuan Jokowi-Megawati

Projo Sebut Kemungkinan Prabowo Jadi Jembatan untuk Pertemuan Jokowi-Megawati

Nasional
Pakar Sebut Hakim MK Mesti Pertimbangkan Amicus Curiae Meski Bukan Alat Bukti

Pakar Sebut Hakim MK Mesti Pertimbangkan Amicus Curiae Meski Bukan Alat Bukti

Nasional
Bareskrim: 2 Oknum Karyawan Lion Air Akui Selundupkan Narkoba 6 Kali, Diupah Rp 10 Juta Per 1 Kg

Bareskrim: 2 Oknum Karyawan Lion Air Akui Selundupkan Narkoba 6 Kali, Diupah Rp 10 Juta Per 1 Kg

Nasional
Sekjen PDI-P: Otto Hasibuan Mungkin Lupa Pernah Meminta Megawati Hadir di Sidang MK

Sekjen PDI-P: Otto Hasibuan Mungkin Lupa Pernah Meminta Megawati Hadir di Sidang MK

Nasional
Peduli Kesejahteraan Masyarakat, PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar ke Masjid hingga Panti Asuhan di Lampung

Peduli Kesejahteraan Masyarakat, PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar ke Masjid hingga Panti Asuhan di Lampung

Nasional
Di Universität Hamburg Jerman, Risma Ceritakan Kepemimpinannya Sebagai Walkot dan Mensos

Di Universität Hamburg Jerman, Risma Ceritakan Kepemimpinannya Sebagai Walkot dan Mensos

Nasional
Kubu Prabowo Anggap 'Amicus Curiae' Sengketa Pilpres sebagai Bentuk Intervensi kepada MK

Kubu Prabowo Anggap "Amicus Curiae" Sengketa Pilpres sebagai Bentuk Intervensi kepada MK

Nasional
Sidang Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Dituntut 3 Tahun 5 Bulan Penjara

Sidang Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Dituntut 3 Tahun 5 Bulan Penjara

Nasional
Ajukan 'Amicus Curiae', Arief Poyuono Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Ajukan "Amicus Curiae", Arief Poyuono Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Nasional
Optimistis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Optimistis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Nasional
Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com