JAKARTA, KOMPAS.com - Sandiaga Uno meyakini bahwa pemeriksaan dirinya dalam dua kasus korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tidak terkait politik.
Sandi merasa KPK bersikap profesional dalam penegakan hukum.
"Saya yakin atas kinerja KPK ini tidak ada hubungannya dengan politik, apalagi dipolitisasi dan tidak ada hubungannya dengan kasus reklamasi," ujar Sandiaga di Gedung KPK Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Sebelumnya, Juru Bicara KPK Febri Diansyah juga telah menjelaskan bahwa pemeriksaan Sandi tidak terkait politik.
(baca: Penuhi Panggilan KPK, Sandiaga Yakin Tak Terlibat Dua Kasus Korupsi)
Febri mengatakan, pemanggilan Sandiaga Uno karena KPK memerlukan keterangannya atas dua proyek tersebut.
Kalau ada pihak yang dibutuhkan sebagai saksi untuk penyidikan, lanjut Febri, KPK tentu akan melakukan pemanggilan.
"Banyak pihak, banyak saksi, (kasus ini) yang juga kita sudah panggil sebelumnya. Bahwa (kalau) latar belakang saksi itu ada yang dari partai politik, atau ada calon kepala daerah, itu hal lain yang kita pisahkan," kata Febri di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (22/5/2017).
(baca: Sandiaga Uno: Saya Tidak Kenal Nazaruddin)
Sandiaga diperiksa selama empat jam sebagai saksi terkait dugaan korupsi dalam proyek pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Khusus Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana Tahun Anggaran 2009-2011.
Selain itu, untuk kasus korupsi dalam proyek pembangunan Wisma Atlet.
(baca: Sandiaga Sebut Proyek Wisma Atlet Tak Pernah Disetujui Komisaris PT DGI)
Sandiaga diperiksa dalam kapasitasnya sebagai pengusaha. Ia memberikan keterangan untuk tersangka mantan Direktur Utama PT Duta Graha Indah (DGI), Dudung Purwadi.
Sandiaga pernah menjabat sebagai Komisaris PT DGI. Pemeriksaan Sandiaga terkait penyidikan yang dilakukan KPK terhadap proyek yang digarap Permai Group.
Permai Group merupakan grup usaha milik mantan bendahara umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. PT DGI pernah memenangkan sejumlah proyek dari Permai Group.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.