JAKARTA, KOMPAS.com - Praktisi hukum Saor Siagian mempertanyakan keseriusan pihak kepolisian dalam mengungkap kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Sudah lebih dari empat puluh hari paska-penyerangan, namun pelakunya tak kunjung ditemukan.
"Teroris yang belum ngebom saja, mereka bisa cegah kok. Kasus yang lebih sederhana ini kok malah informasi yang diberikan ke publik kayak main-main. Saya melihat jangan-jangan polisi juga sudah disusupi koruptor E-KTP. Ini kita harus wanti-wanti," kata Saor dalam sebuah diskusi di kantor KontraS, Jakarta, Senin (22/5/2017).
Saor menilai lucu, peristiwa yang belakangan terjadi terkait kasus penyerangan terhadap Novel.
"Saya menghargai Tito (Kapolri) secara pribadi, sekali pun faktanya adalah apa yang dinyatakan ke publik itu sangat konyol, sangat memalukan. Setidaknya ada empat kali mereka merilis progres, yang kalau bahasa saya itu semacam pembohongan kepada masyarakat," tutur Saor.
(Baca: 35 Hari Mencari Penyiram Air Keras Novel Baswedan)
Pihak kepolisian telah memeriksa empat orang yang diduga pelaku penyerangan terhadap Novel. Keempat orang tersebut yaitu Hasan, Muklis, AL dan Miko. Namun, keempat orang tersebut akhirnya dilepas karena tidak ditemukan bukti penyerangan.
"Saya kok melihat Tito ini dibohongi sama yang dipercaya menangani kasus ini. Bahkan saya melihat perampok E-KTP nampaknya menggunakan momentum ini, bahkan menggunakan polisi," kata Saor.
"Malah saya lihat ada upaya perlawanan yang sangat sistematis dan sangat strategis terhadap upaya yang dilakukan KPK untuk membongkar kejahatan mega-korupsi E-KTP," imbuh dia.
(Baca: Titik Terang Kasus Novel Meredup untuk Ketiga Kalinya...)
Dalam diskusi tersebut, Saor juga menyampaikan perkembangan kesehatan Novel paska-operasi, kemarin.
"Saya dapat informasi dari keluarganya. Saya bacakan: Pagi bang. Kondisi terakhir, mata belum bisa melihat paska-operasi, kecuali kanan saja. Itu pun juga samar. Tetapi kata dokter enggak apa-apa karena memang baru ditutup lapisan membran," kata Saor membacakan pesan di gawainya.
"Paling tidak satu-dua minggu ke depan baru bisa lihat hasil operasi kemarin," ucap Saor.