JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menilai pengungkapan kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, merupakan tantangan bagi Institusi Polri.
Kepolisian diharapkan bertindak cepat mengungkap eksekutor dan aktor intelektual dalam serangan fisik terhadap Novel.
"Ini adalah tantangan organisasi, seberapa besar komitmen mereka (Kepolisian) untuk menuntaskan kasus ini," ujar Donal saat ditemui di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta, Minggu (21/5/2017).
Selain itu, menurut Donal, pengungkapan kasus Novel akan menjelaskan kepada publik bahwa Kepolisian bekerja secara profesional. Apalagi, publik juga mengetahui bahwa pernah terjadi konflik antara Polri dan Novel.
"Kejahatan terorisme yang terorganisasi saja bisa dibongkar, apalagi kriminal biasa. Maka ini pertaruhan bahwa polisi sekarang melepaskan ego, meski pernah berkonflik dengan Novel," kata Donal.
Baca: Titik Terang Kasus Novel Meredup untuk Ketiga Kalinya...
Penyiraman air keras terhadap Novel terjadi pada 11 April 2017 oleh orang tidak dikenal seusai shalat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta. Penyiraman itu diduga dilakukan oleh dua orang yang berboncengan dengan sepeda motor.
Hingga lebih dari satu bulan, kasus tersebut belum menemukan titik terang penyelesaian. Polisi belum bisa mengungkap eksekutor dan dalang dalam aksi teror tersebut.