Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekayaan Alam Indonesia Jadi Magnet Indonesia Bagi Negara Skandinavia

Kompas.com - 19/05/2017, 07:21 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKATA, KOMPAS.com - Duta Besar RI untuk Swedia, Bagas Hapsoro mengungkapan alasan Indonesia menjadi magnet bagi negara-negara di kawasan Skandinavia atau Eropa Timur untuk menjalin kerjasama bilateral.

"Orang di sana meliat Indonesia negara yang eksotik, yang inspiring, kekayaan alamnya, terumbu karangnya," kata Bagas di Jakarta, Kamis (18/5/2017).

Indonesia pun diharapkan negara-negara Skandinavia itu bisa berperan lebih banyak dalam menjaga kekayaan alam tersebut.

"Mereka akan akan beri bantuan dalam hal ini kalau bisa dipelihara. Misal mereka senang dengan Komodo, mereka akan membantunya," ujar Bagas.

"Di Swedia ada kebun binatang yang punya Komodo. Awalnya satu pasang. Tapi satunya mati. Nah raja minta diganti Komodo yang di sana. Ini tak mudah," lanjutnya.

(Baca: Raja dan Ratu Swedia Akan Kunjungi TMP Kalibata hingga Kota Tua)

Selain itu, negara-negara tersebut juga tertarik akan kondisi demokrasi Indonesia yang terus berkembang dengan baik.

"Dulu hubungan kita dengan negara Skandinavia tak baik, sekarang sedang mesra," ungkap Bagas.

Tak berbeda, Direktur Eropa II Kementerian Luar Negeri, Tyas Baskoro Her Witjaksono Adji mengatakan bahwa Indonesia menjadi magnet kunjungan bilateral dunia karena dianggap sebagai negara paru-paru dunia.

(Baca: Banyak Kepala Negara Ingin ke Indonesia, Apa Alasannya?)

"Indonesia memiliki hutan paru-paru dunia yang merupakan suatu aset. Hal itu jadi perhatian mereka. Mereka ingin Indonesia mampu memelihara lingkungannya. Memanfaatkannya untuk kepentingan ekonomi," kata Witjak.

Karena itu, tak sedikit dari negara Nordik itu ingin menjalin kerja sama bilateral yang lebih erat dengan Indonesia secara berkelanjutan dalam banyak bidang. Terlebih jika melihat, kelas menengah masyarakat Indonesia yang terus meningkat.

"Mereka menganggap kita butuh banyak solusi dalam pembangunan yang berkelanjutan," ujar dia.

"Misal soal potensi kebutuhan energi yang harus diambil. Bukan dari fosil lagi tapi harus dikembangkan dari bentuk energi baru dan terbarukan. Denmark, Swedia, Finlandia, punya keunggulan di bidang-bidang itu yang bisa dimanfaatkan buat Indonesia," kata Witjak.

Kompas TV Untuk pertama kalinya, Presiden Lithuania bertemu dengan Presiden Indonesia di Istana Negara, Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com