JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah giat membangun infrastruktur untuk siapa? Pertanyaan ini mengemuka dan menjadi bahasan pertama saat Presiden Joko Widodo bersilaturahmi dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/5/2017).
Sebelum menjawab pertanyaan ini, Jokowi yang ditunggu untuk untuk acara "Presiden Mendongeng" di teras belakang Istana Merdeka dalam rangka Hari Buku Nasional menjelaskan mengenai fokus dan konsentrasi pemerintah.
"Fokus, konsentrasi pemerintah di infrastruktur khususnya di luar Jawa," ujar Jokowi.
Untuk fokus dan konsentrasi pemerintah di pembangunan infrastruktur itu, stabilitas politik dan keamanan yang baik dibutuhkan.
Di luar Jawa, pembangunan infrastruktur ditujukan untuk pembangunan pelabuhan baru, bandar udara baru dan perluasan pelabuhan lama dan bandar udara lama.
Selain itu, jalan Trans Papua dan Trans Sumatera juga menjadi perhatian pokok pemerintah. Keluhan kekurangan pasokan listrik juga akan jadi fokus dengan pembangunan pembakit tenaga listrik di sejumlah tempat.
"Di tengah fokus dan konsentrasi pemerintah ini, ada yang bertanya. Pembangunan infrastruktur ini untuk siapa?" ujar Jokowi.
(Baca juga: Genjot Infrastruktur, Jokowi Minta Dukungan Media Massa)
Atas pertanyaan yang diajukan banyak pihak yang mengkritik langkah pemerintah fokus membangun infrastruktur. Jokowi lantas merinci untuk siapa pembangunan infrastruktur dilakukan.
Pertama, untuk lapangan pekerjaan. Menurut Jokowi, ribuan orang dari berbagai tempat mendapat pekerjaan karena pembangunan infrastruktur.
Kedua, ekonomi daerah di mana pembangunan infrastruktur dilakukan terdampak. Ada perputaran uang dan efek domino yang mengikutinya.
Ketiga, penjualan produk-produk dan hasil bumi daerah tersalurkan. Pelabuhan-pelabuhan kecil di tingkat kecamatan seperti di Halmahera akan menjadi tujuan para pedagang menjual produk dan hasil buminya.
"Jika kapal rutin datang, pedagang akan datang juga. Dari frekuensi dua minggu sekali, saya minta ditingkatkan frekuensinya menjadi seminggu sekali," ujar Jokowi.
Keempat, isolasi daerah dan penurunan harga barang kebutuhan akan terjadi seperti yang tengah dilakukan dengan Trans Papua.
"Harga kebutuhan pokok di sembilan kabupaten di sekitar Wamena dan Agats yang dilalui Trans Papua akan langsung jatuh. Kalau truk bisa melintas, semen yang harganya bisa mencapai Rp 2,5 juta per sak karena diangkut dengan pesawat akan turun," ujarnya.
Jokowi juga bercerita tentang pengalamannya menaiki trail sejauh sekitar 8 kilometer menjajal Trans Papua yang tengah dikerjakan di ketinggian sekitar 3.200 meter dari permukaan laut.
"Melorot dua kali saya karena tidak biasa naik trail terutama saat memindahkan gigi dari gigi dua ke gigi satu ketika jalanan menanjak. Paspampres repot kemudian mendorong trail saya," ujar Jokowi, terkekeh.
(Baca: Naik Trail di Papua, Apa yang Ingin Disampaikan Jokowi?)
Terkait infrastruktur, Jokowi menyebut sebagai hal mendasar yang harus dikerjakan dan diberikan kepada masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab negara.
"Saya tidak ingin kehilangan fokus soal infrastruktur ini," ujarnya.