Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah SMP Belum Juga Lancar Baca-Tulis...

Kompas.com - 16/05/2017, 20:06 WIB

"20 Otobr". Begitu tulisan Jeky Sogalrey (14), siswa kelas VII SMP Negeri 7 Pulau-pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, saat menuliskan tanggal dan bulan kelahirannya, yakni 20 Oktober. Tujuh huruf itu ia rangkai dalam waktu hampir satu menit. Saat hendak menulis angka tahun lahirnya, 2002, ia pun kebingungan.

Kompas menyodorkan sebuah buku yang pada sampulnya tertulis "pulau" bercetak tebal. Jeky mengenal lima huruf itu. Ia dengan lantang mengeja satu per satu tanpa salah. Namun, saat diminta membaca kata itu, suaranya lirih dengan mengucap "peula". Rupanya ia belum lancar membaca dan menulis.

Waktu enam tahun belajar di SDN Batugoyang bisa terbilang sia-sia. Di usia jelang remaja, anak pulau itu masih juga berkutat dengan baca, tulis, dan hitungan dasar yang seharusnya sudah selesai di bangku kelas I atau II SD seperti kebanyakan anak lainnya di Tanah Air. Jeky ketinggalan. Ia harus belajar lebih keras lagi agar setara dengan anak-anak seusianya di bagian lain negeri ini.

"Beta (saya) ingin jadi tentara. Mau jaga perbatasan," katanya. Jumat (12/5), Kompas mendatangi Desa Batugoyang yang berada di Kecamatan Aru Selatan Timur dalam Ekspedisi Kas Keliling Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku.

Batugoyang yang terletak di ujung selatan Pulau Trangan itu merupakan salah satu desa terluar di negeri ini. Sarana transportasi penghubung Batugoyang dengan Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru, hanya kapal ikan milik warga berukuran kurang dari 5 gros ton dengan waktu tempuh paling cepat 12 jam. Dobo ada di Pulau Wamar, sebelah utara Trangan.

Jika musim timur (angin dari arah timur dan tenggara pada Mei-Agustus), warga melewati sisi barat Trangan menghindari amukan gelombang. Demikian pula sebaliknya ketika musim barat (Januari-Maret), warga menyisir sisi timur Trangan. Di Kepulauan Aru, desa yang dihuni sekitar 700 jiwa itu merupakan yang paling jauh dengan ibu kota kabupaten. Kini sudah ada sinyal telekomunikasi untuk telepon. Namun, jaringan internet belum ada.

Minim pengawasan

Minimnya akses itu selalu dijadikan alasan oleh banyak guru pegawai negeri sipil untuk mangkir dari sekolah. Selama berbulan-bulan mereka meninggalkan murid dan memilih tetap bersama keluarga di Dobo. Mereka baru kembali menjelang ujian semester atau kenaikan kelas. Hal itu diperparah minimnya pengawasan pemerintah daerah.

"Guru seperti ini yang bikin anak-anak sekolah tidak tahu apa-apa. Kasihan anak-anak yang tidak bisa baca-tulis. Katong (kami) sudah bosan dengan kondisi seperti ini. Dari dulu, para guru sepertinya enggan bertugas di daerah terpencil. Mereka makan gaji buta," kata Abdullah Opem, anggota Badan Permusyawaratan Desa Batugoyang.

SDN Batugoyang bisa disebut beruntung. Di sini ada dua guru dari program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). "Kondisinya seperti itu. Guru lebih banyak di kota. Kami bertugas di sini pun hanya sementara. Bagaimana nasib anak-anak kalau kami tinggalkan nanti?" kata Dian Navi, guru SM3T asal Solo, Jawa Tengah.

Minggu (7/5), Kompas mendatangi Desa Selmona, Kecamatan Aru Utara, yang dijangkau dari Dobo dalam waktu 8 jam dengan perahu motor. Nirma Mataily (14), siswa kelas VIII SMP Negeri Satu Atap Selmona, tak menguasai perkalian. Setelah berpikir sekitar dua menit, ia menjawab 9 x 6 sama dengan 45. Seharusnya 54.

SMAN 7 Pulau-pulau Aru di Desa Koijabi, Kecamatan Aru Tengah Timur, bahkan nyaris ditutup. Sekolah itu hanya dikawal seorang guru honor. Guru tetap tak ada dan murid pun cenderung bolos. "Anak-anak lebih memilih melaut atau membantu orangtua di kebun," ujar Deky Oraile (37), pendeta Gereja Protestan Maluku yang bertugas di daerah itu.

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Aru Marthinus Lengam mengatakan, kondisi itu sudah menjadi keprihatinan bersama. Kualitas jadi taruhan. "Kami akui pengawasan masih lemah karena Kepulauan Aru masih kesulitan akses," katanya. (FRANS PATI HERIN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Mei 2017, di halaman 12 dengan judul "Sudah SMP Belum Juga Lancar Baca-Tulis...".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com