Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Penolak Fahri Hamzah Merangsek, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Kompas.com - 13/05/2017, 15:12 WIB

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Polisi melepaskan tembakan gas air mata ke kerumunan massa di depan Kantor Gubernur Sulut, Sabtu (15/5/2017).

Massa yang memaksa merangsek masuk itu sebelumnya marah karena mendapat kabar Fahri Hamzah telah keluar dari Bandara Sam Ratulangi.

Mendapat tembakan gas air mata, massa yang jumlahnya cukup banyak itu, membalas dengan lemparan batu. Beberapa aparat kepolisian terkena sasaran lemparan.

Polisi kemudian mengerahkan mobil taktis dan menembakkan air untuk mengurai kerumunan. Pintu masuk ke halaman Kantor Gubernur sempat dijebol massa.

Baca juga: Cari Fahri Hamzah, Massa Merangsek ke Dalam Bandara Sam Ratulangi

Bentrokan baru reda setelah salah satu pimpinan aksi menyerukan agar massa tidak bertindak anarkistis.

"Mari kita menahan diri dan jangan anarkis. Kepada aparat mohon kami dimediasi untuk bertemu gubernur," ujar orator lewat pengeras suara polisi.

Sebelumnya Gubernur Sulut Olly Dondokambey diteriaki massa saat berusaha menenangkan aksi di pintu masuk VIP Bandara. "Usir Fahri Hamzah, usir, usir," teriak massa kepada Olly.

Sejak pagi, ribuan orang dari berbagai elemen masyarakat Sulut mendatangi Bandara, menolak kedatangan Fahri. Mereka berusaha mencegat Fahri supaya tidak keluar dari ruang VIP.

Massa menolak Fahri karena dianggap selalu melontarkan pernyataan yang memicu situasi intoleransi.

"Jelas kami tidak ingin orang seperti itu hadir di Sulut. Kami mencintai bangsa ini dan jangan dipecah belah," ujar Olden Kansil, salah seorang orator.

Massa merangsek ke dalam ruang tunggu Bandara dan bahkan mencari Fahri sampai di area parkiran pesawat. Fahri yang dicari ternyata sudah keluar dari ruang VIP dan memilih jalan keluar alternatif.

Fahri sendiri dijadwalkan menghadiri sejumlah kegiatan di Manado.

Baca juga: Gubernur Sulut Dapat Teriakan Usir Fahri Hamzah Saat Tenangkan Massa

Kompas TV Poin-poin apa saja yang dilaporkan MAKI?

Kompas TV Persetujuan hak angket KPK oleh DPR menuai banyak kontroversi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com