Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perludem Khawatirkan Kualitas Pemilu jika Hasil UU yang Dikebut DPR

Kompas.com - 12/05/2017, 10:45 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengeluhkan lamanya penuntasan Rancangan Undang-Undang Pemilu yang saat ini masih mangkrak di DPR.

"Saya pesimis DPR bisa menuntaskan pembahasan RUU Pemilu sesuai tenggat waktu akhir Mei 2017 ini," kata Titi Anggraini kepada Kompas.com, Jumat (12/5/2017).

Sebab, kata dia, selain sejumlah isu krusial yang belum sepaham antara pemerintah dan DPR, ada juga isu lain yang cukup membuat tarik-ulur kedua belah pihak.

"Selain isu krusial juga ada isu-isu lainnya. Bukan hal mudah untuk disinkronisasi dengan pilihan-pilihan atas isu krusial yang akan diputuskan. Misalnya pilihan akan sistem tentu akan berpengaruh pada variabel teknis kepemiluan lainnya," kata dia.

Titi berujar, keterlambatan penyelesaian RUU Pemilu sejatinya bukan salah wakil rakyat sepenuhnya. Menurut dia, pemerintah juga punya andil dalam persoalan ini.

"RUU Pemilu ini sudah terlambat sejak dari hulunya. Yaitu ketika pemerintah terlambat menetapkan RUU Pemilu sebagai prioritas legislasi. Juga sangat terlambat menyerahkan RUU Pemilu ke DPR. Kan baru diserahkan jelang akhir setelah pertengahan 2016," ucap dia.

Menurut Titi, kalaupun RUU tersebut bisa diketok akhir bulan ini, ia tak yakin bahwa produk legislasi parlemen tersebut cukup baik untuk mengatur penyelenggaraan pesta demokrasi 2019 mendatang.

"Regulasi yang dihasilkan dari tarik-menarik kepentingan politik dalam ketergesaan waktu sangat potensial melahirkan aturan yang rapuh, disharmoni, tumpang tindih," kata dia.

"Bahkan bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi. Apalagi diwarnai dengan pembahasan yang tertutup dan jauh dari diskursus yang melibatkan publik," tuturnya.

(Baca juga: Lima Isu Krusial dalam RUU Pemilu Belum Disepakati)

DPR RI serta pemerintah terus mengebut penyelesaian Rancangan Undang-Undang Pemilu. Sejauh ini masih ada hal-hal yang belum dapat diputuskan di level Pansus RUU Pemilu.

Kemungkinan, hal-hal yang belum disepakati itu akan diputuskan dengan voting usai rapat Paripurna DPR, (18/5/2017) mendatang.

Kompas TV Lukman menargetkan RUU penyelenggaraan pemilu disahkan pada 18 Mei 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com