Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahasa Simbolik dari Mayoritas Diam

Kompas.com - 05/05/2017, 10:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Jajaran karangan bunga menutupi pagar kompleks gedung Markas Besar Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (3/5). Pesan yang disampaikan dalam karangan bunga itu relatif seragam: apresiasi dan harapan agar Polri terus menjaga Pancasila sekaligus melawan radikalisme. Sebuah bentuk komunikasi simbolik dari masyarakat.

Di salah satu karangan bunga tertulis "NKRI, Pancasila, dan UUD 1945 Harga Mati!!! Terima kasih TNI-Polri, Terima kasih Pak Tito Sudah Mengawal Keutuhan Negeri ini. Kami Macan Ternak Mendukung Bapak. Jangan Kasih Kendor Leeebbaasss!!! dari MAmak2 CANtek anTER aNAK".

Di karangan bunga lainnya tertulis "Kami Silent Majority dukung NKRI dari HH FANS". Selain itu, juga ada karangan bunga yang menyampaikan pesan "Terima kasih. TNI dan Polri Jangan Biarkan Anak Cucu Kami Rusak Dipengaruhi Ajaran Radikal dari Group Dokter Aesthetic Anti Aging Pecinta Damai".

Beberapa personel Polri yang berjaga di luar pagar Mabes Polri menuturkan bahwa karangan bunga itu mulai berdatangan beberapa hari terakhir. Jumlahnya belum diketahui pasti karena pada Rabu menjelang siang, petugas pengantar karangan bunga juga masih berdatangan mengantar karangan bunga. Namun, setidaknya, karangan bunga itu sudah lebih dari 100 buah.

(Baca: Fahri Hamzah Sebut Demam Karangan Bunga adalah Ekor dari Perang Medsos)

Karangan bunga untuk Mabes Polri itu masih mungkin bertambah. Hingga kemarin siang, di lantai dua Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, kesibukan menyiapkan karangan bunga pesanan yang sebagian untuk dikirim ke Mabes Polri belum selesai. Pesanan masih terus mengalir. Sebagian pemesan dari Jakarta, tetapi ada pula pemesan luar Jakarta.

Beberapa pegawai usaha pembuatan karangan bunga itu sampai bergadang menyelesaikan pesanan. Ipung (27), pegawai Eka Putri Florist, mengatakan semalaman belum tidur. "Entah sudah berapa gelas kopi habis, ha-ha-ha," ujarnya.

Para pembuat karangan bunga di pasar itu beberapa pekan terakhir kebanjiran pesanan. Setelah sebelumnya topik ucapan berupa apresiasi kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk dikirim ke Balai Kota Jakarta, kini pesanan mereka didominasi ucapan apresiasi usaha Mabes Polri menjaga toleransi dan melawan radikalisme.

Menurut Davi (32), pengelola Bos Bunga Florist, pesanan karangan bunga dengan pesan semacam itu tidak hanya ditujukan ke Mabes Polri. Ada pula pemesan yang mengirim karangan bunga ke Mabes TNI dan Istana Negara. Sebagian besar pemesan karangan bunga, kata dia, merupakan perorangan, bukan organisasi atau lembaga. Mayoritas pemesan mengirim pesan singkat berisi materi ucapan lalu mentransfer uang pembayaran dengan nilai Rp 450.000-Rp 1 juta per karangan bunga.

Menjaga Pancasila

Yuliana (55), warga Kabupaten Bekasi, menjadi salah satu pengirim bunga ke Mabes Polri. Saat dihubungi melalui telepon, ia mengatakan, uang untuk membayar karangan bunga itu berasal dari patungan 17 orang. Sebagian dari tetangga, sebagian mantan teman sekolah, sebagian lagi keluarga besarnya.

"Saya enggak mau negara kita hancur karena dijadikan ladang radikalisme seperti di Suriah. NKRI harga mati dan Pancasila tidak boleh diganti," katanya.

Dia mengaku mulai tergerak mengirim karangan bunga setelah mendapat pesan dari kenalannya. Di pesan itu, ada video Kapolri Jenderal Tito Karnavian tengah berbicara dalam sebuah forum, mengundang silent majority (mayoritas diam) untuk bersuara memberikan dukungan.

Di media sosial, pengiriman karangan bunga untuk Mabes Polri ini cukup menarik perhatian. Kata kunci "Mabes Polri" menjadi salah satu topik terhangat Twitter di Indonesia. Namun, sikap netizen atau warga pengguna internet beragam. Ada yang mengapresiasi gerakan mengirim karangan bunga tersebut, tetapi juga ada yang memberi komentar negatif.

(Baca: Mabes Polri Terima Lebih dari 1.100 Karangan Bunga)

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com