Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/05/2017, 11:57 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo merasa ironi terhadap kondisi nelayan di Indonesia. Jokowi berpendapat, dunia saat ini sudah berubah.

Teknologi sudah sedemikian maju. Namun, nelayan masih dihadapkan pada persoalan-persoalan lama.

"Dunia berubah sangat cepat sekali. Setiap pertemuan saya selalu ngomong mengenai Elon Musk yang berbicara spaceX, berbicara mobil masa depan, berbicara ruang angkasa masa depan, berbicara hyperloop atau perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat. Kita urusan cantrang saja belum selesai," ujar Jokowi di pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kemaritiman 2017 di Sasana Kriya, TMII, Jakarta Timur, Kamis (4/5/2017).

Diketahui, Elon Musk adalah tokoh bisnis dan industrial sekaligus pencipta asal Amerika Serikat (AS).

(Baca: Jokowi Instruksikan Menteri Susi Bantu Nelayan Beli Pengganti Cantrang)

Ia dikenal karena mendirikan perusahaan Space Exploration Technologies (SpaceX) yang memproduksi wahana luncur antariksa.

Selain itu, Musk juga dikenal karena penemuannya soal mobil masa depan bernama Tesla Motors.

Presiden mengingatkan menteri-menteri yang menangani kelautan dan perikanan agar segera melakukan terobosan-terobosan meningkatkan derajat nelayan Indonesia.

"Nelayan-nelayan kita jangan terus diajak bekerja dengan pola-pola lama. Harus berani kita loncatkan ke dunia yang lain. Sudah berapa puluh tahun kita urusan cantrang. Enggak habis-habisnya kita ngurusi cantrang sehingga melupakan strategi besar yang memiliki nilai tambah yang lebih baik," ujar Jokowi.

Jokowi kemudian menyinggung teknologi pembudidayaan ikan di laut. Salah satuya bernama aquaculture.

"Kenapa kita enggak pernah berbicara soal offshore, aquaculture?" kata Jokowi.

(Baca: Jokowi Instruksikan Menteri Susi Perpanjang Masa Peralihan Cantrang Nelayan)

Norwegia dan Taiwan saja, kata Jokowi, sudah mulai mengembangkan teknologi budidaya, pemeliharaan dan produksi ikan serta hewan air lainnya di bawah kondisi yang dapat dikendalikan manusia itu.

"Ajari nelayan-nelayan kita untuk mengetahui apa, barang apa ini? Nilai tambahnya bisa puluhan kali dari apa yang kita kerjakan dari saat ini yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak pernah kita meloncat berani melompat," ujar Jokowi.

Jokowi sudah mencari tahu informasi mengenai tekonologi tersebut. Menurut dia, teknologi tersebut tidak mahal, hanya Rp 47 miliar.

Oleh sebab itu, kementerian terkait diyakini dapat membelinya untuk diaplikasikan bagi peningkatan kesejahteraan nelayan Indonesia.

"Kalau kita belum bisa mengerjakan sendiri, join-kan, kerjasamakan. Biar ada transfer pengetahuan, transfer teknologi. Tanpa itu kita tidak pernah meloncat," ujar Jokowi.

Kompas TV Spacex Cetak Sejarah Luncurkan Satelit Militer AS

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Wapres Kumpulkan Menteri Bahas Stunting, Ungkap Prevalensinya Hanya Turun 0,1 Persen

Wapres Kumpulkan Menteri Bahas Stunting, Ungkap Prevalensinya Hanya Turun 0,1 Persen

Nasional
Jokowi Panggil 2 Menterinya, PKB Tegaskan Hak Angket Pemilu Terus Bergulir

Jokowi Panggil 2 Menterinya, PKB Tegaskan Hak Angket Pemilu Terus Bergulir

Nasional
Dirut Pertamina Patra Niaga Terjun Langsung Cek Kesiapan Layanan Avtur untuk Persiapan Lebaran 2024

Dirut Pertamina Patra Niaga Terjun Langsung Cek Kesiapan Layanan Avtur untuk Persiapan Lebaran 2024

Nasional
KPU Lanjutkan Rekapitulasi Suara Nasional untuk Jabar dan Maluku Hari Ini

KPU Lanjutkan Rekapitulasi Suara Nasional untuk Jabar dan Maluku Hari Ini

Nasional
Gubernur Jakarta Dipilih Lewat Pilkada, Raih Suara 50 Persen Plus Satu Dinyatakan Menang

Gubernur Jakarta Dipilih Lewat Pilkada, Raih Suara 50 Persen Plus Satu Dinyatakan Menang

Nasional
SK Penambahan Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton Segera Dirilis

SK Penambahan Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton Segera Dirilis

Nasional
Dito Mahendra Terdaftar di Perbakin, Klaim Hobi dan Koleksi Senpi

Dito Mahendra Terdaftar di Perbakin, Klaim Hobi dan Koleksi Senpi

Nasional
Golkar Dukung Hasil Pemilu yang Akan Ditetapkan KPU

Golkar Dukung Hasil Pemilu yang Akan Ditetapkan KPU

Nasional
Jokowi Dinilai Tengah Lakukan Manajemen Risiko dengan Panggil 2 Menteri PKB

Jokowi Dinilai Tengah Lakukan Manajemen Risiko dengan Panggil 2 Menteri PKB

Nasional
TKN Pertanyakan kepada Siapa Hak Angket Akan Digulirkan

TKN Pertanyakan kepada Siapa Hak Angket Akan Digulirkan

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui Ubah 1.402 Data DPT Tanpa Rapat Pleno

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui Ubah 1.402 Data DPT Tanpa Rapat Pleno

Nasional
Pakar Hukum: Menangkan Gugatan Pilpres di MK Nyaris Mustahil

Pakar Hukum: Menangkan Gugatan Pilpres di MK Nyaris Mustahil

Nasional
Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Nasional
TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

Nasional
KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com