JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan bahwa penghormatan terhadap keberagaman masyarakat Indonesia merupakan watak dan karakter dari seluruh kader Pemuda Muhammadiyah.
Hal tersebut dia sampaikan saat memberikan sambutan dalam perayaan Milad ke-85 Pemuda Muhammadiyah di Auditorium KH Ahmad Dahlan, gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2017) malam.
"Sesungguhnya keberagaman itu adalah genetika Pemuda Muhammadiyah. Watak dan semangat dari seluruh kader Pemuda Muhammadiyah," ujar Dahnil.
Pesan keberagaman pada perayaan Milad tersebut tersirat saat Sammy Ginting, seorang seniman stand-up comedy tampil sebagai pembawa acara.
Saat mengawali sambutannya, Dahnil sempat menjelaskan alasan dia meminta Sammy menjadi master of ceremony (MC) perayaan milad Pemuda Muhammdiyah. Bagi Pemuda Muhammadiyah, kata Dahnil, intoleransi tidak lagi menjadi sebuah persoalan.
Menurut Dahnil, Pemuda Muhammadiyah sudah sejak lama, menghormati dan menerima fakta bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang plural.
"Sammy ini bukan warga Muhammadiyah dan dia beragama Kristen. Artinya, kami ingin memperlihatkan, keberagaman bukanlah persoalan bagi Pemuda Muhammadiyah saat ini," ucap Dahnil yang disambut dengan tepuk tangan seluruh tamu yang hadir.
(Baca juga: Jokowi: Indonesia Jadi Rujukan Kelola Keberagaman)
Milad ke-85 Pemuda Muhammadiyah digelar secara sederhana dan penuh rasa kekeluargaan. Seluruh tamu yang hadir, termasuk sejumlah petinggi lembaga negara, duduk lesehan beralaskan karpet di dalam auditorium.
Hidangan yang disajikan di dalam auditorium pun berasal dari pedagang kecil. Mulai dari pedagang kopi keliling hingga penjual bakso.
"Acara ini memang sengaja digelar secara sederhana. Makanan yang ada pun berasal dari pedagang kecil. Ini sebagai pengingat bahwa kader Pemuda Muhammadiyah harus berpihak pada masyarakat kecil," tutur Dahnil.
Dalam perayaan milad tersebut hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriciada dan Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan.