Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Jejaring Lawan Radikalisme

Kompas.com - 26/04/2017, 19:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Islam mengajarkan keadilan dan kesetaraan di antara sesama manusia dalam kehidupan berbangsa. Akan tetapi, banyak ketiakadilan terjadi atas nama agama, dan menempatkan perempuan sebagai korban. Perempuan bahkan dieksploitasi dan menjadi bagian dari kelompok radikal.

Perempuan sangat rentan dieksploitasi sehingga mudah terlibat dalam radikalisme. Hal itu sudah terjadi di banyak negara. Oleh karena itu, jadi kebutuhan mendesak untuk membangun jejaring gerakan perempuan antarnegara guna memperjuangkan kesetaraan sekaligus mencegah radikalisme.

Demikian antara lain pemikiran yang mengemuka dalam Seminar Internasional Ulama Perempuan bertema "Menguatkan Suara Ulama Perempuan, Menegaskan Nilai-nilai Islam, Kebangsaan, dan Kemanusiaan" di Cirebon, Jawa Barat, Selasa (25/4).

Seminar yang menghadirkan pembicara dari Indonesia, Malaysia, Pakistan, Arab Saudi, Nigeria, Kenya, dan Afganistan itu menjadi bagian dari Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) di IAIN Syekh Nurjati, Cirebon, dan Pondok Pesantren Kebon Jambu Babakan Ciwaringin, Cirebon, 25-27 April 2017. KUPI diikuti oleh lebih dari 500 peserta dari 15 negara.

Pengalaman paling ekstrem tentang perempuan sebagai korban radikalisasi diceritakan Bushra Qadhim Hyder dari PAIMAN Alumni Trust Pakistan. Ia mengatakan, banyak kaum perempuan di Pakistan dieksploitasi atas nama agama, lalu disuruh berperang oleh kelompok radikal.

(Baca: BNPT Manfaatkan Riset Kampus Antisipasi Radikalisme Pendidikan)

"Kaum perempuan sering dipaksa menjadi pelaku bom bunuh diri dan diperlakukan tidak manusiawi. Mereka menangkap pandangan jihad yang tidak tepat, kemudian masuk ke gerakan ekstrem," katanya.

Ekstremisme kerap memutarbalikkan ajaran agama dengan mengutip ayat-ayat kitab suci untuk kepentingan gerakannya, dan memanfaatkan perempuan.

Seperti dikatakan peneliti senior Universitas Qatar asal Arab Saudi, Hatoon al-Fasi, pemikiran-pemikiran radikal muncul dan dimonopoli laki-laki, yang kemudian menyudutkan para pemikir perempuan. Padahal, hal-hal yang dibicarakan itu menyangkut kepentingan perempuan.

Hal senada dikatakan Direktur Musawah Malaysia Zainah Anwar. Menurut Zainah, tidak ada keadilan tanpa kesetaraan, dan saat ini terlalu banyak ketidakadilan, kekejaman, dan kekerasan dilancarkan atas nama agama. Perempuan menanggung beban penderitaan atas nama agama.

Sementara itu, mantan komisioner HAM Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan pengajar di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Siti Rohaini Dzuhayatin, menegaskan, saat ini umat Islam sedang berperang melawan fundamentalisme.

Sementara itu, perempuan berjuang pada isu-isu substantif, kepemimpinan, dan budaya. Artinya, tugas kita semua memang berat.

Ruang perjumpaan

Ketua Panitia Pengarah KUPI Badriyah Fayumi mengatakan, KUPI menjadi ruang perjumpaan para perempuan ulama tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia untuk memikirkan persoalan kebangsaan dan kemanusiaan. Ulama tidak hanya laki-laki, tetapi juga perempuan. Kata ulama adalah bentuk jamak atau majemuk dari alim atau orang yang berilmu.

Ulama secara terminologis adalah orang yang berilmu mendalam, yang memiliki rasa takut kepada Allah (berintegritas), berkepribadian mulia, mengamalkan, menyampaikan, menegakkan keadilan, dan memberikan kemaslahatan kepada semesta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com