JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani memimpin rapat koordinasi monitoring dan evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 1438 H/2017 M di Madinah pada hari pertama kunjungan kerjanya ke Arab Saudi, Kamis (20/4/2017).
Hadir dalam rapat tersebut Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegibriel, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono.
Usai memimpin rapat, Puan Maharani meninjau fasilitas Klinik Haji Indonesia yang sebelumnya merupakan Balai Pengobatan Haji Indonesia didampingi oleh Menteri Kesehatan Nila F Moeloek.
Puan mengecek langsung fasilitas ruang perawatan dan stok obat-obatan, termasuk ruang gawat darurat.
"Jemaah haji asal Indonesia harus dapat menikmati berbagai layanan mulai dari yang pokok hingga ke masalah terkecil sekalipun," ujar Puan melalui keterangan tertulisnya, Jumat (21/4/2017).
(Baca juga: Di Arab Saudi, Menko Puan Tinjau Kesiapan Penyelenggaraan Haji 2017)
Fasilitas kesehatan yang ditinjau oleh Puan itu menyediakan 75 tempat tidur rawat, 20 tempat tidur UGD, dan 80 petugas kesehatan haji. Sifat pelayanan adalah pelayanan dasar dan emergensi.
Lantai 1 Klinik Haji Indonesia dimanfaatkan untuk ruang rawat psikiatri, ruang rawat laki-laki dan perempuan. Selain itu terdapat juga ruang penunjang seperti radiologi, laboratorium gizi, poli gigi dan ruang linen.
Sementara lantai 2 dipergunakan untuk depo obat dan alat kesehatan, dan ruang kerja petugas sanitasi, surveillance, dan siskohatkes. Guna memberikan pelayanan maksimal, Klinik Haji Indonesia dilengkapi dengan delapan ambulans dan 80 petugas.
"Semua persiapan harus kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Kita harus mengingat betul bahwa dengan penambahan jumlah kuota haji ini, berarti jumlah orang yang akan kita layani juga semakin banyak," kata Puan.
(Baca juga: Kemenag: Badan Pengelola Keuangan Haji Terbentuk Agustus 2017)
Selain itu, Puan mengimbau agar jemaah haji memperhatikan kondisi kesehatannya masing-masing agar tetap prima. Dia juga meminta tim tenaga kesehatan terus berkoordinasi hingga penyelenggaraan haji selesai.
"Rasa lelah tentu akan muncul. Kesehatan tubuh tetap harus terjaga agar tidak terjadi gangguan kesehatan yang kritis. Saya minta tim tenaga kesehatan terus berkoordinasi hingga nanti para jamaah selesai melaksanakan ibadah hajinya," kata Puan.
Dalam kesempatan itu Menteri Kesehatan menjelaskan bahwa masalah utama Klinik Haji Indonesia adalah terkait penyewaan tempat. Apabila dimungkinkan pada masa depan, klinik haji itu punya tempat yang permanen.