Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Panas" Jakarta di Mata Perwakilan Asing

Kompas.com - 20/04/2017, 19:36 WIB

Jakub Cerny, Wakil Duta Besar Ceko, memperhatikan bagian bawah lembaran visi dan misi dua pasangan calon yang dipasang di Tempat Pemungutan Suara 15 RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Timur, Rabu (19/4). Ia tertarik melihat nominal harta kekayaan setiap pasangan calon.

Di Ceko, tidak ada aturan yang membuat paslon dalam berbagai pemilihan untuk menduduki jabatan publik mengumumkan harta kekayaan. Oleh karena itu, Jakub merasa hal itu menarik. Namun, ia juga merasa ada hal yang agak aneh. "Jumlah nominalnya agak aneh," kata Jakub.

Ia menunjukkan nominal kekayaan calon yang berada di sisi paling kiri dalam lembaran visi dan misi itu yang dicetak dalam bahasa Indonesia. Di lembaran itu terlihat nominal dalam dua mata uang, yakni Rp 25 miliar dan 7.228 dollar Amerika Serikat. Ia bertanya kepada salah satu petugas, apakah nominal dollar yang tercantum itu merupakan nilai konversi dari kekayaan calon dalam rupiah atau merupakan jumlah pengeluaran pribadi untuk pemilihan.

Namun, tampaknya jawabannya belum memuaskan. Ia pun bertanya lagi, "Tujuh ribu dollar AS itu apa nominal kekayaannya atau dana yang digunakannya untuk kampanye?" Baru setelah dijelaskan bahwa nominal dalam mata uang dollar AS itu "hanya" tambahan harta kekayaan, bukan konversi dari harta dalam rupiah, ia tersenyum puas. "Nah, itu masuk akal. Kalau hanya itu (7.228 dollar AS) terlalu kecil," katanya.

Jakub merupakan salah satu dari 51 peserta dari 29 negara yang berpartisipasi dalam election visit program (EVP) Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk "melihat" pemungutan dan penghitungan suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Sebagian besar peserta itu merupakan utusan dari perwakilan kedutaan besar negara-negara sahabat. Selain dari Kedubes Ceko, juga ada peserta dari Singapura, Finlandia, Swiss, China, dan Sri Lanka.

Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang diikuti dua paslon, yakni Basuki-Djarot dan Anies-Sandi berlangsung begitu "keras", melibatkan "emosi" pendukung masing-masing paslon.

Muncul dugaan pembagian kebutuhan pokok, bentuk terselubung politik uang yang juga menguat beberapa hari menjelang pelaksanaan pemungutan suara pada Rabu pagi hingga siang kemarin. Pertarungan dalam demokrasi sehingga seperti harus habis-habisan, zero-sum game. Bahkan, sempat muncul kekhawatiran konflik terbuka pada hari pemungutan suara. Meski demikian, hal itu tak menyurutkan minat peserta EVP dari sejumlah negara ikut memantau Pilkada DKI Jakarta.

"Saya hanya berharap tidak terjadi ekses (setelah pemilu). Suasana tetap aman dan lancar," kata Jakub saat ditanya soal harapannya pada Pilkada DKI Jakarta.

Para peserta itu kemudian diajak melihat-lihat sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) dengan karakteristik yang berbeda-beda, seperti TPS di kampung nelayan, kompleks perumahan, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit, dan rumah susun. Delegasi asing dan pegiat pemilu didampingi komisioner KPU. Ketua Komisi II DPR Zainudin Amali juga ikut dalam salah satu dari tiga rombongan peserta EVP. Ia didampingi Ketua KPU Arief Budiman serta dua komisioner KPU, Evi Novida Ginting Manik dan Hasyim Asy'ari.

(Baca juga: Wapres AS Soroti Pilkada DKI, Ini Tanggapannya)

Berlangsung aman

Dubes Sri Lanka untuk Indonesia Darshana Parera termasuk peserta yang "asyik" bertanya soal pemungutan suara ke komisioner KPU. Dia menilai, penyelenggaraan pemilu berlangsung secara baik dan profesional. Pilkada Jakarta, tambahnya, menunjukkan pemilu yang sudah berjalan sesuai dengan prinsip demokrasi.

Saat ditanya soal mencuatnya isu politik identitas dalam Pilkada Jakarta, ia merasa hal itu tak sampai membuat Pilkada DKI Jakarta tidak demokratis.

"Saya percaya itu (pemilu demokratis) sudah terjadi pada putaran pertama dan kedua ini. Masyarakat bisa mengekspresikan perbedaan pandangan yang ada. Apa pun pandangannya. Fakta itu menunjukkan pelaksanaan demokrasi yang kuat," kata Darshana.

(Baca juga: Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua yang Berlangsung Aman...)

Terlepas masih adanya persoalan yang menyertai pelaksanaan KPU, Arief Budiman menganggap pelaksanaan pemungutan suara putaran kedua DKI Jakarta dinilai berlangsung cukup baik. Secara umum, lanjutnya, pilkada serentak 2017 di 101 daerah, DKI Jakarta termasuk satu di antaranya, tergolong sudah lebih baik dibandingkan dengan pilkada serentak 2015 di 269 daerah.

Pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta memang sudah usai. Kekhawatiran adanya konflik terbuka akhirnya bisa ditepis. Paslon yang mendapat suara terbanyak berdasarkan penghitungan cepat, Anies-Sandi, sudah menyampaikan pidato "kemenangan"-nya. Demikian pula paslon Basuki-Djarot juga sudah menyampaikan selamat atas hasil hitung cepat tersebut sekaligus menyampaikan komitmen mereka menyelesaikan masa tugasnya enam bulan lagi secara maksimal.

Elite sudah "berdamai". Kini, saatnya para pendukung setiap paslon ikut "melebur". Seperti disampaikan komisioner KPU, Hasyim Ashari, "Silaturahim yang retak, unfriend, dan delete contact di media sosial seharusnya bisa disambung. Sebab, kekuatan demokrasi ada di silaturahim." Semoga saja..

(Antony Lee)
--
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 April 2017, di halaman 4 dengan judul ""Panas" Jakarta di Mata Perwakilan Asing".

Kompas TV Ahok dan Anies Bertemu di Balai Kota

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Nasional
Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Nasional
Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com